"Agar silaturahmi tidak terputus, Pinjam dulu seratus..."
Kompasianer ada yang pernah dapat bisikan seperti ini? Niatnya memperpanjang silaturahmi apa bagaimana ini kok malah jadi perdebatan baru. Inilah fenomena hutang konsumtif yang seringkali dianggap sepele bahkan jadi lelucon viral saat ini.Â
Meski dianggap candaan, hutang konsumtif untuk keperluan tidak penting lebih baik dihindari saja ya kompasianer. Karena selain dapat menimbulkan konflik, nyatanya juga bikin tidak tenang baik bagi peminjam maupun yang memberi pinjaman. Ada metode sederhana yang dapat kita gunakan untuk mengatur alokasi keuangan agar tidak boncos di tengah jalan yaitu dengan metode 50/30/20.Â
Seperti apa sih metode 50/30/20 ini?
Metode ini merupakan cara kita mengatur pengeluaran dengan membagi kebutuhan mulai dari yang paling utama atau primer hingga  sekunder. Hal ini dipopulerkan oleh Senator Elizabeth Warren  dan putrinya, Amelia Warren Tyagi. Mereka berdua menuliskan metode ini dalam buku yang berjudul All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan. Aturan dasar dalam metode ini adalah mengatur keuangan dengan membagi pendapatan setelah pajak lalu mengalokasikannya ke dalam tiga bagian.
Contoh alokasinya adalah 50 persen kita gunakan untuk kebutuhan paling penting misalnya bayar cicilan rumah, Â membeli kebutuhan belanja sehari-hari dan lain sebagainya. 30 persen selanjutnya kita gunakan untuk keinginan seperti layanan streaming, wifi atau keinginan penting lainnya. Dan 20 persen sisanya untuk tabungan. JIka ada uang tabungan, maka setidaknya akan mengurangi sedikit rasa cemas memikirkan masa depan. Apabila ingin mendapat keuntungan sedikit lebih banyak lagi, mungkin dapat melakukan investasi di perusahaan yang terpercaya. Â
Tetapi balik lagi ke masing-masing individu ya, baik metode apapun yang diterapkan harus dengan kesadaran bahwa tidak semua hal harus kita miliki sekarang juga apalagi kalau sampai berhutang atau pakai paylater. Menabung memang sulit kawan, namun akan memberi kehidupan yang nyaman kelak di masa depan. Coba pertimbangkan dengan bijak sebelum menghabiskan gaji untuk sesuatu yang sebenarnya hanyalah hiburan sesaat. Bagaimana menurut Kompasianer? Metode ini worth it bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H