Mohon tunggu...
Nadya Khennis Rozana
Nadya Khennis Rozana Mohon Tunggu... Penulis - Ex-Jurnalis TV9 Nusantara

Terima kasih telah menemukanku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasihat KH Zawawi Imron di Waktu Shalat Dzuhur

7 Oktober 2023   14:38 Diperbarui: 7 Oktober 2023   18:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.wikipedia.org/

Hari itu pertama kalinya saya berjumpa, berbincang dan bersalaman langsung dengan KH. Zawawi Imron. Adalah besar kemungkinan saya dapat bertemu dengan orang-orang besar seperti beliau di perusahaan media. Namun, yang ini bukan dengan sengaja melainkan gara-gara "Tanya Waktu Dzuhur"

11.37 WIB, saya dan seorang rekan keluar dari newsroom menuju kantin dengan tergesa saking hausnya. Melewati mushola, kami dihadang seorang bapak yang kebetulan menanyakan waktu dzuhur. Otomatis kami menatap pergelangan tangan yang padahal tak pernah mengenakan jam.

"Jangan lihat tangan, lihat arlojimu", ucap beliau. Lalu saya kembali masuk ke ruang kerja untuk melihat jam dinding.
"Enggeh, sampun dzuhur" jawab saya setelah kembali dari ruangan.
"Sudah sholat?" tanya beliau.
"Dereng", jawab kami.
"Ada sapu tak pukul kamu"
"Hehe, santai saja, aku ini orangnya guyonan", tambah beliau.

Hening sejenak, kemudian tiba - tiba beliau berkata :
"Nduk, jodoh itu pasrahkan kepada Allah dengan istikhoroh. Jangan cari yang ganteng. Yang ganteng tapi berkhianat itu banyak. Cari yang taat beragama. Ganteng lek mari tabrakan yo pincang."
"Pasrahkan sama Allah. Sholat yang baik. Jangan ingat siapa - siapa. Ingat Allah saja."
"Sholat, sholat"
"Itu ceramahku untuk kamu. Ceramahku biasa ee sak jam. Iki diluk ae buat kamu."

Setelah itu beliau bertanya :
"Sudah tau saya? Belum?"
Dengan polosnya saya bilang "dereng" sambil geleng kepala.
"Google. Ketik -Penjuru 5 Santri-" kata beliau.
Segera kami melakukan apa yang beliau bilang.

"Saya yang tengah" menunjuk poster Penjuru 5 Santri.
Reflek saya cium tangan beliau dan menangis.
"Abah. Ngapunten bah, ngapunten saya tidak mengenali njenengan, ngapunten bah", ucap saya.
"Iya ndak apa, sekarang sudah tau. Ayo sholat dulu".

Kami mengikuti beliau untuk sholat. Lalu berbincang sedikit lebih lama. Tuhan mengatur pertemuan ini, membuka mata saya tentang betapa beruntungnya dapat dipertemukan dengan orang baik, orang hebat seperti KH. Zawawi Imron bahkan di waktu sholat dzuhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun