Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Belajar Tanpa Batas

25 Februari 2016   17:10 Diperbarui: 25 Februari 2016   17:31 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Sebuah analisa tentang nilai kehidupan dari cerpen “Ajaran Kehidupan Seorang Nenek” karya NH. Dini)

Akhir-akhir ini, terutama bagi para pelajar yang sudah mulai memasuki masa-masa ujian, banyak di antara mereka yang merasa bosan belajar dan merasa tidak sanggup menghadapi ujian-ujian dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang paling sering disampaikan adalah sudah malas belajar karena sudah mendapatkan sekolah atau perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, yang berarti tidak perlu berusaha mendapatkan hasil ujian yang baik karena sudah pasti diterima. Namun, alasan seperti ini sebenarnya sangat keliru dan dapat menimbulkan berbagai macam hambatan untuk mencapai cita-cita dan target pribadi.

Pada cerita pendek “Ajaran Kehidupan Seorang Nenek” karya NH. Dini, beliau memposisikan tokoh nenek sebagai tokoh yang mempunyai tekad kuat dalam segala usahanya, terutama dicerminkan melalui semangatnya untuk belajar melalui berbagai pengalaman sepanjang hidupnya, bahkan sampai di usianya yang sudah renta ini. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah dua paragraf yang akan menjelaskan nilai-nilai kehidupan yang sudah penulis dapatkan dari membaca cerita pendek ini

Pertama, tokoh nenek dalam cerita pendek ini mengajarkan kepada pembaca bahwaa tidak ada batasan dalam belajar. Dari yang tertulis dalam cerita pendek ini dijelaskan bahwa tokoh nenek sejak kecil memiliki semangat tinggi dalam belajar, bukan hanya dalam pendidikan formal saja, namun juga pada pendidikan non-formal terutama di bidang kerajinan yang bersesuaian dengan usaha kedua orang tuanya. Semangatnya dalam menempuh pendidikan semakin terbukti secara konkret setelah dirinya berhasil menamatkan sekolahnya, bahkan berhasil mendapat gelar sarjana yang tidak didapatkan oleh kakak-kakaknya.

Usahanya ini berbuah hasil yang sangat manis, di mana pada akhirnya ia mewarisi usaha orang tuanya dan menjadi direktris yang sukses dalam perusahaan itu. Tidak sampai di sini saja, dari segala pengalaman hidup yang dialaminya, ia mampu mengambil nilai-nilai dan ajaran baik yang mampu membentuk dan menempa pribadinya menjadi pribadi yang hebat. Pengalaman dengan anak sulungnya juga membuat dirinya belajar bahwa menjadi sesosok nenek bukanlah usaha yang mudah.

Dari pengalaman ini ia mendapatkan pelajaran yang sangat berarti, yang menyiapkan dirinya untuk menghadapi cucu-cucunya yang lain. Semangat untuk terus belajar ini dibuktikan dengan kutipan paragraf terakhir dari cerita pendek ini sendiri, yaitu “Untuk kesekian kalinya kunyatakan bahwa belajar tidak ada batasan waktu dan usia (Dini, 2015)”.

Kedua, tokoh nenek juga mengajarkan nilai kehidupan untuk tidak pantang menyerah dan memiliki pendirian yang kuat. Sebagai pribadi yang dibesarkan dari keluarga yang sederhana, pengalaman hidupnya semasa kecil mampu membuat dirinya untuk memiliki tekad yang kuat untuk mengejar impiannya, baik dalam hal pendidikan maupun dalam hal mewarisi usaha kedua orang tuanya. Kepribadian yang tidak mudah menyerah ia tunjukan dalam menjalani hubungan dengan keluarga suaminya, terutama ibu mertuanya.

Ia tidak menyerah untuk mempertahankan pendiriannya ketika dipaksa harus mempelajari berbagai macam ritual-ritual adat Bali. Meskipun ia sempat melakukan purik hingga meninggalkan keluarga suaminya selama beberapa saat, pada akhirnya setelah pihak suaminya mau memahami keadaannya, hubungan keduanya berjalan baik kembali.

Sebagai penutup, penulis hendak menyampaikan bahwa cerita pendek “Ajaran Kehidupan Seorang Nenek” ini adalah cerita yang cocok digunakan sebagai gambaran umum sekaligus sebagai motivasi untuk berjuang mencapai cita-cita melalui usaha dan tekad yang kuat, terutama melalui proses pembelajaran yang tidak terbatas waktu dan usia.

Maka dari itu, nilai kehidupan cerita pendek ini sangat bisa diterapkan dalam dunia pendidikan terutama bagi para pelajar yang sedang bersiap-siap untuk menghadapi ujian. Di masa depan, nilai kehidupan ini juga bisa diterapkan dalam menjalani berbagai profesi atau pekerjaan, terutama yang menuntut seseorang untuk terus belajar untuk memperbarui ilmu seperti dokter, guru, ilmuwan, dan lain-lain.

AMDG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun