retail, dengan tuntutan tinggi, jam kerja panjang, dan interaksi yang intens dengan pelanggan, dapat menjadi lingkungan yang menantang bagi kesehatan mental para karyawannya. Stres, kecemasan, depresi, dan burnout adalah beberapa masalah kesehatan mental yang umum dialami oleh pekerja retail
Jakarta, 29 Mei 2024 -- IndustriErlangga, pria berusia 24 tahun yang saya temui ini sudah bekerja di dunia retail selama 3 tahun. Ia mengungkapan bahwa dunia retail cukup menguras waktu, pikiran dan energi. Terkadang berinteraksi dengan orang banyak dengan berbagai macam karakter manusia setiap hari juga mampu membuat ia merasa stress.
"Kadang rutinitas seperti ini bisa bikin Social battery saya jadi cepat habis, bertemu customer yang berbeda setiap hari, bertemu dengan rekan kerja yang sama setiap hari, dengan tugas-tugas dari atasan yang terkadang juga menguras energi dan pikiran, namun tetap harus profesional menghadapi customer, mental dan otak benar-benar harus bisa mengimbanginya supaya semua berjalan baik." ucap Erlangga saat ditemui di salah satu cafe di Jakarta, (29/05/24)
ia juga membenarkan kalau pressure yang tinggi juga bisa membuat para pegawai merasa sangat tertekan dan tak jarang hal tersebut malah menjadikan pegawai semakin Demotivated, alias kehilangan motivasi.
"Sharing tuh penting banget sih, saya sama teman sesama pegawai sering sekali bertukar keluh kesah agar bisa tetap waras" Tambahnya sambil tertawa
Perlu kita perhatikan kalau hal tersebut tentu saja memiliki dampak negatif.
Kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada kinerja karyawan retail, seperti:
Penurunan Kinerja
Karyawan dengan kesehatan mental yang buruk mungkin mengalami penurunan fokus, motivasi, dan produktivitas.
Meningkatnya Absen Kerja
Gangguan kesehatan mental dapat memicu berbagai penyakit fisik, sehingga meningkatkan absen kerja dan mengganggu operasional toko.
Meningkatnya Turnover Karyawan
Ketidakpuasan kerja dan stres dapat mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, meningkatkan turnover dan kehilangan talenta terbaik.
Meningkatnya Risiko Kesalahan
Gangguan fokus dan konsentrasi akibat stres dapat meningkatkan risiko kesalahan dalam pekerjaan, seperti kesalahan kasir, stok barang, dan pelayanan pelanggan.
Meningkatnya Pencurian dan Kehilangan
Stres dan depresi dapat mendorong perilaku impulsif dan ceroboh, meningkatkan risiko pencurian dan kehilangan barang di toko.
Meningkatnya Konflik dan Perselisihan
Stres dan kecemasan dapat meningkatkan ketegangan dan konflik antar karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Menyadari pentingnya kesehatan mental di lingkungan kerja retail, tentu ada upaya yang harus dilakukan agar semua bisa tetap berjalan dengan baik. Baik itu pemilik usaha maupun pegawainya. Berbagai upaya yang dapat  dilakukan, seperti:
Meningkatkan Kesadaran tentang Kesehatan Mental
Memberikan edukasi dan pelatihan tentang kesehatan mental kepada karyawan untuk membantu mereka memahami dan mengelola stres, kecemasan, dan depresi.
Membangun Budaya Kerja yang Positif
Menciptakan budaya kerja yang terbuka, komunikatif, dan saling menghargai, di mana karyawan merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental mereka.
Memberikan Dukungan Emosional
Memberikan program bantuan karyawan (EAP) dan akses ke layanan kesehatan mental untuk membantu karyawan yang mengalami masalah kesehatan mental.
Meningkatkan Keseimbangan Kehidupan Kerja
Mendorong karyawan untuk mengambil cuti dan waktu istirahat, dan menyediakan jadwal kerja yang fleksibel untuk membantu mereka mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Meningkatkan Gaji dan Tunjangan
Memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif untuk membantu karyawan memenuhi kebutuhan hidup mereka dan mengurangi stres finansial.
Menciptakan Peluang Pengembangan Diri
Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk belajar dan berkembang dalam pekerjaan mereka, yang dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.
Peran Penting Individu dan Perusahaan
Menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja retail adalah tanggung jawab bersama, baik individu maupun perusahaan. Individu perlu menjaga kesehatan mental dengan pola hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Perusahaan perlu membangun lingkungan kerja yang suportif dan menyediakan akses ke layanan kesehatan mental.
Kesimpulan