Mohon tunggu...
Crystian Kenny Dwi P
Crystian Kenny Dwi P Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komentar Salah Satu Anggota DPR Menguji Martabat Apoteker Sebagai Pilar Kesehatan

14 Desember 2024   14:46 Diperbarui: 14 Desember 2024   16:46 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah upaya memperkuat sistem kesehatan di Indonesia, sebuah kontroversi mencuat terkait komentar seorang anggota DPR yang dinilai merendahkan profesi apoteker. Hal ini memantik diskusi luas tentang pentingnya menghargai peran apoteker dalam memastikan keamanan dan efektivitas layanan kesehatan. Sebagai pilar kesehatan yang sering kali tidak terlihat di garis depan, penghormatan terhadap profesi ini menjadi sorotan yang harus ditindaklanjuti secara serius.

Dalam sebuah diskusi publik, seorang anggota DPR menggunakan istilah "apoteker" dengan konotasi negatif, mengaitkan profesi ini dengan aktivitas ilegal seperti produksi minuman keras. Pernyataan tersebut segera memicu gelombang protes dari berbagai pihak, terutama Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Meskipun klarifikasi dan permintaan maaf telah disampaikan, luka yang ditimbulkan cukup mendalam. Banyak yang merasa bahwa pernyataan ini mencerminkan minimnya apresiasi terhadap profesi kesehatan yang memerlukan keahlian tinggi dan integritas yang kuat

Apoteker: Penjaga Kesehatan yang Sering Dilupakan

Peran apoteker dalam sistem kesehatan tidak hanya sebatas penyediaan obat-obatan. Mereka bertanggung jawab memastikan setiap obat yang diberikan sesuai standar keamanan dan efektivitas, melatih tenaga kesehatan lain, serta mendukung pengendalian peredaran narkotika. Apoteker juga membantu masyarakat memahami penggunaan obat yang benar untuk menghindari risiko seperti resistansi antibiotik atau efek samping yang berbahaya. Tanpa mereka, sistem kesehatan kita akan kehilangan salah satu fondasi utamanya.

Mengapa Insiden Ini Berbahaya?

Komentar yang merendahkan apoteker mencerminkan masalah yang lebih dalam, yaitu kurangnya penghargaan terhadap tenaga kesehatan non-dokter. Hal ini diperburuk oleh stigma yang melekat pada profesi tertentu, serta rendahnya pemahaman masyarakat akan peran krusial mereka. Jika dibiarkan, pandangan semacam ini dapat merusak moral para apoteker dan melemahkan sistem kesehatan secara keseluruhan.

Solusi untuk Meningkatkan Penghormatan

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah nyata dari berbagai pihak. Pemerintah harus memprioritaskan pengesahan regulasi seperti RUU Praktik Apoteker, yang tidak hanya melindungi profesi ini tetapi juga memperkuat posisinya di masyarakat. Organisasi profesi seperti IAI juga perlu lebih aktif mengedukasi publik tentang pentingnya apoteker dalam menjaga kesehatan masyarakat. Selain itu, kampanye kesadaran melalui media massa dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan penghargaan terhadap profesi ini.

Apoteker adalah salah satu elemen utama dalam sistem kesehatan yang sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang layak. Kontroversi ini menjadi momen penting untuk merefleksikan bagaimana kita sebagai masyarakat memandang dan menghormati profesi kesehatan. Dengan edukasi, regulasi yang inklusif, dan kerja sama antara pemerintah dan organisasi profesi, kita dapat membangun penghormatan yang lebih baik terhadap semua tenaga kesehatan. Insiden ini harus menjadi awal perubahan menuju sistem kesehatan yang lebih adil dan saling menghargai.

Penulis : Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun