Masalah terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini adalah meningkatnya pertumbuhan populasi dunia. Di zaman sekarang ini, pertumbuhan populasi yang terus meningkat belum mencapai titik kritis di mana hal tersebut menjadi masalah, hal ini disebabkan oleh banyak faktor dalam aspek-aspek tertentu yang membuat angka kelahiran tetap stabil.
Salah satu faktor tersebut adalah keinginan untuk memiliki banyak anak telah menurun. Mayoritas orang tua di seluruh dunia telah membatasi keinginan mereka untuk memiliki lebih dari dua anak, berbeda dengan generasi sebelumnya. Kurangnya pendapatan yang cukup untuk menghidupi lebih dari dua anak menjadi masalah tersendiri bagi para orang tua. Tidak hanya aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial dan budaya juga berperan karena para orang tua telah sepakat untuk tidak memiliki anak. Pola pikir masyarakat juga berubah seiring berjalannya waktu, misalnya, generasi sebelumnya menyatakan bahwa semakin banyak anak yang mereka miliki maka semakin banyak rejeki, namun generasi selanjutnya menyatakan bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak masalah yang akan mereka hadapi.
Meskipun akan ada peningkatan populasi di masa depan, hal itu tidak akan menjadi masalah bagi umat manusia. Selain pekerjaan baru, lebih banyak orang akan mendapatkan penghasilan untuk membantu menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Tidak hanya pekerjaan, para ilmuwan juga telah menemukan makanan buatan yang akan membantu umat manusia jika makanan menjadi sumber daya yang tidak dapat diperoleh, dengan nutrisi dan kalori yang sama dengan makanan aslinya.
Selain itu, pertumbuhan populasi dalam beberapa dekade terakhir dapat dijelaskan oleh inisiatif pekerjaan baru yang meningkatkan pendapatan masyarakat umum dan kemajuan ilmu pengetahuan, seperti pengembangan produk makanan, yang dapat membantu penduduk memenuhi kebutuhannya jika jumlah makanan berkurang. Oleh karena itu, pertumbuhan populasi belum mencapai tingkat kritis yang akan membahayakan umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H