Mohon tunggu...
KennedyYuandy
KennedyYuandy Mohon Tunggu... Guru - Guru

Waktu yang terus berjalan dan tidak akan kembali membuat saya merenung tentang bagaimana seharusnya saya memanfaatkannya dengan lebih baik. Saya menyadari bahwa keputusan dan tindakan yang saya lakukan saat ini akan membentuk masa depan saya, dan saya harus bertanggung jawab atas setiap pilihan yang saya buat. Oleh karena itu, saya harus berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang ada dan mengambil pelajaran dari setiap pengalaman untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak adalah Karunia Tuhan: Pelajaran Hidup dari Sebuah Kejadian di Minimarket

27 Februari 2023   15:33 Diperbarui: 27 Februari 2023   15:35 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu, seperti biasa, saya berangkat ke persekutuan doa. Namun di tengah perjalanan, rasa haus mulai menghampiri. Segera saya memutuskan untuk mampir ke minimarket untuk membeli minuman dingin. Seperti biasa, saya antri di depan kasir, di mana saya melihat seorang bapak bersama anak kecilnya, yang sepertinya baru saja masuk ke minimarket itu.

Tiba-tiba, anak itu menjatuhkan barang dagangan yang diletakkan di meja kasir. Sang bapak tampak kesal dan mengomeli anaknya dengan nada yang cukup tinggi. Saya melihat anak itu menunduk dan tampak sedih. Selang beberapa saat kemudian, tiba giliran sang bapak untuk membayar, namun anaknya malah berlari menjauh.

"Bapak anaknya kelas berapa?" tanya saya mencoba mengalihkan perhatian sang bapak.

"Masih TK," jawab sang bapak.

"Anak Bapak lucu banget," kata saya mencoba menghibur sang bapak. Ia tersenyum kemudian pamit ke saya karena sudah selesai membayar. Sambil membayar di kasir, saya melihat dibalik kaca minimarket, sang bapak mencium anaknya sambil menaikkan anak ke motornya.

Saya tersadar, kadang-kadang kita seperti sang bapak, jengkel pada anak tapi sejatinya anak adalah pemberian terindah Tuhan bagi kita. Saya merenung sejenak dan bersyukur karena diberi kesempatan menjadi ayah. Anak-anak adalah anugerah yang sangat berharga dan layak untuk kita hargai.

Sampai di rumah, saya memeluk anak saya erat-erat. Saya merasa beruntung karena Tuhan telah memberikan saya anugerah terindah dalam hidup saya. Saya berjanji untuk selalu menghargai dan menyayangi anak saya dengan segenap hati.

Dari kejadian di minimarket tadi, saya belajar bahwa seorang anak adalah karunia Tuhan yang harus kita jaga dan pelihara dengan baik. Kita harus selalu sabar dan penuh kasih sayang pada anak-anak kita, karena mereka adalah masa depan kita dan harapan bagi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun