Ketiga, memiliki pelatih mental. Pelatih mental memang bukan merupakan hal umum di e-sport, bahkan hanya sedikit tim e-sport yang memiliki pelatih mental di tim-nya. Padahal pelatih mental ini memiliki peran yang penting untuk sebuah tim. Menurut penelitian Giandra & Setyawan berjudul "HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH DENGAN KETANGGUHAN MENTAL ATLET " menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa ketangguhan mental memiliki hubungan yang siginifikan dengan pengalaman olahraga"
   Banyak yang tidak tahu apa yang dilakukan pelatih mental untuk sebuah tim. Salah satu contoh yang dilakukan pelatih mental adalah psychological training. Menurut Dewi dkk dalam penelitian berjudul "PENERAPAN METODE MENTAL TRAINING DALAM OLAHRAGA TERHADAP PENINGKATAN MENTAL ATLET PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR DI MAKASSAR" Psychological training adalah latihan guna mempertinggi efesiensi mental, terutama apabila atlet berada dalam situasi stress yang kompleks. Oleh karena itu semua tim seharusnya memiliki pelatih mental karena untuk sekarang hanya Onic yang memiliki pelatih mental di dalam tim.
   Dominasi Onic tidak mengherankan melihat mereka memiliki pemain yang bagus, pelatih Filipina, dan pelatih mental. Namun, tim lain harus bisa mengejar Onic karena akan sangat membosankan jika Onic yang juara terus menerus. Sekarang pun saat Onic juara, orang-orang berpikir "Onic lagi, Onic lagi". Rasanya akan sangat membosankan jika dari awal turnamen kita sudah tahu siapa yang akan juara. Oleh karena itu, tim lain terutama tim Indonesia mungkin harus mengikuti jejak Onic seperti, merekrut pemain dan pelatih Filipina dan pelatih mental untuk dapat mengalahkan Onic.
Kennard Prospero Lawrence Manajemen Universitas Pembentukan Jaya Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H