Mohon tunggu...
Nadaya Salsabila
Nadaya Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hegemoni Budaya Terhadap Klaim Batik Dari Miss World 2021 Asal Malaysia

16 Januari 2022   19:26 Diperbarui: 16 Januari 2022   19:28 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Batik adalah kain yang berasal dari Jawa, nama batik sendiri berasal dari bahasa jawa, yaitu "amba" yang artinya menulis dan "titik". Yang kalau disimpulkan adalah menulis titik-titik diatas kain. Batik adalah sebuah karya seni yang berasal dari kain-kain yang telah dilukis menggunakan bahan malam (lilin panas) serta canting sebagai alat serta bahan pembuatannya. Batik sekarang telah menjadi warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia dan UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organisation) dalam kategori "Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi".

Namun pada perhelatan Miss World 2021 ada salah satu peserta yang berasal dari Malaysia menggunakan pakaian yang pola dari kain tersebut mirip dengan kain batik. Didalam unggahannya ia menulis "Kain batik melambangkan keragaman diantara orang Malaysia, dengan berbagai warna, cetakan dan desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada anda gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia". Karena pernyataan ini banyak warganet yang berasal dari Indonesia mengkritik akun instagram pribadi Miss World Malaysia tersebut, sehingga ia meminta maaf dan mengakui bahwa benar adanya sejarah tentang batik berasal dari Jawa namun ia juga menyebutkan banyak batik yang berasal dari Negara lain selain Indonesia.

Linda Sunarti dalam artikelnya yang berjudul "Menulusuri Akar Konflik Warisan Budaya antara Indonesia dengan Malaysia" yang dimuat di Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan kemanusiaan, 6(1) 2013 menyebutkan bahwa Indonesia dan Malaysia bukan kali pertama berbicara mengenai persamaan budaya, sebelumnya ada Angklung, Reog, Wayang dan lagu Rasa Sayange yang diklaim oleh Malaysia dalam program promosi pariwisata Malaysia tersebut pada tahun 2007. Bahkan pada tahun 2009 Malaysia kembali mengklaim lagi Tarian Pendet yang berasal dari Bali berasal dari Malaysia juga. Hal ini menjadi ketegangan diantara kedua Negara tersebut.

Menurut Linda hal ini disebabkan karena ketidak tahuan generasi muda saat ini tentang bagaimana hubungan budaya yang terjalin antara Indonesia dan Malaysia di masa lalu. Banyak yang tidak mengetahui bahwa banyak orang Indonesia yang bermigrasi ketanah Melayu tersebut dengan membawa berbagai kebudayaan yang berasal dari Indonesia.

Selain itu juga hal ini diperkuat dengan adannya Hegemoni budaya terhadap batik. Menurut Joan Keat dalam bukunya yang berjudul "Teori Hegemoni Antonio Gramsci" (2011) menyebutkan bahwa Hegemoni adalah bentuk penguasaan dengan menggunakan kepemimpinan. Sehingga individu atau kelompok tertentu akan menyetujui apa yang telah disampaikan oleh penguasa. Sedangkan menurut Alvinia Yuliareza Gutomo dalam artikelnya menuliskan bahwa batik adalah salah satu hegemoni budaya yang disimbolkan sebagai identitas nasionalisme di Indonesia. Walaupun begitu masih banyak yan menganggap bahwa batik hanyalah kain atau baju untuk kebudayaan Jawa saja. Maka dari itu banyak dari penguasa pemerintahan hingga saat ini menasionalkan kain batik tidak hanya untuk kebudayaan Jawa saja, melainkan kain untuk seluruh kebudayaan dengan cara memperintahkan baju sekolah atau baju kedinasan dengan menggunakan batik dan ternyata hegemoni budaya tersebut berhasil sampai saat ini.

Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa hegemoni budaya batik sangat ampuh dan sukses menjadikan batik yang awalnya berasal dari kebudayaan Jawa bisa diterima dan dijadikan lambanga nasionalisme oleh kebudayaan lain di Indonesia. Selain itu hegemoni budaya terhadap batik bisa menimbulkan pro dan kontra terhadap klaim batik yang diklaim oleh Miss World asal Malaysia karena masyarakat Indonesia sudah menggangap batik adalah identitas Negara yang tidak boleh dimiliki oleh budaya lain atau Negara lain, walaupun sebenarnya banyak Negara yang juga memiliki kain dan pola yan sama dengan batik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun