Menghadapi keunggulan yang dimiliki kompetitor dengan terobosan baru, itulah kiat Nintendo untuk bertahan hidup di Industri video game. Sulit rasanya menyaingi keunggulan yang dimiliki PS 3 dan XBOX 360 yang spesikasi hardware-nya lebih canggih dan di-support oleh developer-developer game terkemuka semacam Konami, Capcom, sega, dan Tecmo. Hanya bermodal nama besar, sejumlah game franchise yang mendunia serta sentuhan inovasi wii motion tidak cukup membuat Nintendo bisa berbicara banyak dalam Next Gen console war. Konsol Wii U yang merupakan ter-update dari Nintendo Wii, dirilis bulan November 2012, ternyata gagal di pasaran.  Proyeksi Penjualan WII U di seluruh dunia ternyata jauh dari angka yang diharapkan Nintendo. Akhirnya untuk meningkatkan penjualan WII-U, terpaksa Nintendo menerapkan kebijakan pemangkasan harga yang terbukti mampu naik rata-rata sebesar 100% tiap minggunya. Tak ayal lagi, sebagai pihak yang dianggap bertanggung jawab terhadap kegagalan konsol WII-U, Presiden Nintendo Satoru Iwata sampai harus merelakan gajinya dipotong sebesar 50% dan jajaran direksi Nintendo disunat sampai 20-30% yang kebijakannya akan mulai berlaku Maret 2014. [caption id="attachment_396332" align="aligncenter" width="558" caption="WII yang diandalkan untuk menantang PS 4 dan X BOX one, ternyata harus kandas dan gagal (foto engadget.com)"][/caption] Nintendo Sadar Tidak Jago Berkompetisi, Lalu ? [caption id="attachment_319839" align="aligncenter" width="480" caption="Presiden Nintendo Satoru Iwata (Foto VGI.com)"]
[/caption] Simak pernyataan Satoru Iwata berikut ini: "Ketika kita berbicara mengenai Nintendo, kita tidak bisa mengesampingkan mantan presiden Nintendo Hiroshi Yamauchi yang baru-baru ini telah berpulang. Dia selalu berkata, jika kamu pernah gagal, kamu tidak perlu terlalu khawatir," ujar Iwata. "Kamu pasti akan mengalami hal yang baik dan yang buruk, dan ini sudah terjadi di sejarah Nintendo. Kalau kamu mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain, kamu akan lelah sendiri." "Nintendo itu tidak jago berkompetisi, jadi kami harus selalu menantangnya kondisi yang ada dengan terobosan baru, bukan berkompetisi di pasaran yang sudah ada," jelas Iwata.
Walaupun sulit menang, jangan menjadi
follower,
tetap maju menantang pesaingmu dengan ide-ide pemikiranmu sendiri. Itulah maksud Presiden Nintendo,Â
Satoru Iwata ketika berbicara
dalam konferensiÂ
B Dash Camp di Osaka
. Kalau ditelusuri dari rekam jejak Nintendo di Industri Video Game, memang sudah beberapa kali Nintendo mengikuti arah angin yang berbeda dari para pesaingnya. Pada perang console generasi ke-5, di saat para kompetitornya Sony Playstation dan Sega Saturn menggunakan
media game software berbentuk CD, Nintendo justru masih mempertahankanÂ
home console yang berbasis cartridge, Nintendo 64. Argumen mereka ketika itu adalah untuk mengurangi prosesÂ
loading yang begitu lama dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kejahatan
piracy. Tetapi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah cartridge justru lebih mahal daripada CD dan banyak developer game yang enggan bekerja sama karena Nintendo 64 dianggap tidak mampu memaksimalkan game yang mereka produksi. Kapasaitas memori yang bisa ditampung sebuah cartridge jauh lebih rendah daripada sebuah CD, ini yang menyebabkan developer game terkemuka cenderung lebih memilih bekerja sama dengan Sega Saturn dan Sony Playstation. Tidak kurang kreasi, Nintendo mencoba menutupi kekurangan yang dimilikinya dengan merilisÂ
add-on Expansion pack yang berkapasitas 4 MB sehingga bisa menghasilkan kualitas game dengan resolusi tinggi dan ketajaman gambar yang lebih baik. Dengan adanyaÂ
Expansion Pack, beberapa game yang sebelumnya mustahil untuk dimainkan di Nintendo 64 bisa dirilis sepertiÂ
Resident Evil 2. Sebelumnya, Nintendo juga telah merilisÂ
rumble pack, asesoris tambahan yang memberikan sensasi getarÂ
(vibration) pada suatu momen ketika player sedang menjalankan game. Sony Playstation kemudian meniru inovasi Nintendo tersebut dengan merilis stikÂ
Dual Shock yang memberikan efek yang sama sepertiÂ
rumble pack. [caption id="attachment_319895" align="aligncenter" width="400" caption="Nintendo 64 Video Game terakhir yang menggunakan cartridge sebagai software (Foto Nintendodownload)"]
[/caption] Walaupun angka penjualan di jepang hanya menembus 5,54 juta unit di Jepang, tapi di Amerika utara berhasil mencapai hit 20,63 juta unit. Wow, salah satu penyebab tingginya angka penjualan di Amerika adalah perilisan genre game yang sangat disukai pasar disana seperti gameÂ
first person shooter danÂ
sport. Game dengan durasi permainan yang pendek dan tempo permainan yang cepat ternyata lebih disukai orang Amerika daripada game-game yang memerlukan konsentrasi tinggi dan jam bermain yang sangat lama. Di Jepang justru sebaliknya, masyarakatnya justru menyukai game dengan tema-temaÂ
Rpg (role Playing Game) danÂ
adventures. Ternyata kebijakan Nintendo yang defensif dengan menggunakanÂ
cartridge sebagai media permainan justru mendapat sambutan yang sangat baik di Amerika Utara. Salah satu game keluarannya, G
olden Eye, bahkan mampu bertahan selama beberapa tahun di penjualan game teratas di USA (catatan dirilis tahun 1997 tapi tahun 2000 masih menempati posisi 10 teratas penjualan game terlaris, dashyat). Generasi setelah Nintendo 64, yaitu Nintendo Gamecube, nasibnya lebih mengenaskan, hanya bisa bersaing dengan X Box memperebutkan sisa pangsa pasar sebesar 30% (70% sudah dikuasai oleh Sony dengan PS 2-nya). Dirilis paling belakangan setelah pemunculan perdana dua pesaing utamanya, Playstation 2 dan Microsoft X Box, ternyata tak mampu menaikkan angka rate penjualan gamecube. Hanya terjual lebih dari 22 juta konsol di seluruh dunia, kalah telak dibanding Playstation 2 yang penjualannya menembus angka lebih dari 155 juta unit dan 26 juta unit untuk X Box. Padahal inilah konsol pertama Nintendo yang menggunakan optikal disk dengan software yang berukuran mini disc.
Nintendo Wii si pencetus revolusi bermain Lupakan bahwa sebuah konsol hanya dapat dimainkan dengan duduk tenang di kursi atau lantai sambil menggerakkan tangan terutama jempol, empat jari lainnya memegang controller dan terkadang meliukkan badan tanda sedang menikmati game yang dimainkan. Nintendo WII telah datang dengan inovasi baru dalam bermain. Tidak ada pembatasan gerak lagi dalam bermain. Semua anggota badan dapat digerakkan, tangan pun luwes bergerak ke sana-kemari. Apa yang dilakukan karakter dalam game seperti menonjok, mengayun raket dan smash adalah copy paste dari gerakan yang kita lakukan di dunia nyata. Hal tersebut bisa dilakukan berkat adanya pengembangan teknologi controller yang lebih mutakhir dari sebelumnya. Kabel yang ditancapkan ke port konsol yang membatasi gerak user tidak ada lagi. Sudah digantikan dengan controller tanpa kabel yang bekerja berdasarkan sensor yang diarahkan ke antena penerima dan diteruskan ke konsol untuk diproses menjadi sebuah move di screen. Controller-nya sendiri dinamakan wiimote dan nunchuk. Game-game yang digunakan untuk controller terutama adalah game-game simple yang bergenre sport dan simulation seperti wii sport, cooking mama, mario tennis.
Terapi Kesehatan bagi orang Stroke Pandangan yang mengatakan bahwa bermain game terlalu lama tidak menyehatkan tubuh seolah terpatahkan dengan dirilisnya WII. Kalau biasanya berolahraga dan bermain adalah dua aktivitas yang sulit bertemu. Nintendo telah menyatukan dua hal tersebut. Dengan bermain kita bisa ikut membakar kalori dan lemak di dalam tubuh kita. Terbukti dengan diluncurkan beberapa game yang bergenre olahraga sepertiÂ
Wii Fit, Mario Tennis, Sport yang memaksa player yang memainkannya mau tidak mau harus menggerakkan tidak hanya jari-jemarinya tapi juga bagian anggota tubuh lainnya. Bahkan menurut suatu penelitian di kanada Nintendo WII dapat mengembalikan keterampilan motorik setelah stroke. Mereka yang memainkanÂ
WII Cooking Mama danÂ
WII Tennis mengalami peningkatan kesembuhan yang signifikan, yaitu sebesar 30% lebih cepat dan mendapatkan kembali kemampuan yang hilang. Peneliti meyakini pemberian tuga yang berulang-ulang kepada justru akan mengaktifkan sel otak tertentu yang disebut "Mirror Neuron". [caption id="attachment_396154" align="aligncenter" width="462" caption="(Foto : www.weird.com)"]
[/caption] [caption id="attachment_396156" align="aligncenter" width="310" caption="Seorang pasien stroke sedang bermain Nintendo Wii untuk membantu proses pemulihannya. (sumber: nwoow)/Beritasatu.com)"]
[/caption] Home Console yang selama ini identik dengan permainan anak-anak seolah terpatahkan dengan fakta yang satu ini, kini para pasien yang berada di bangsal-bangsal juga dapat turut menikmatinya.
Kembali Menantang Para Pesaingnya dengan Tekhnologi Terbaru Amiibo Biar saja PasarÂ
home console diambil oleh PS 4 dan X Box One. Tapi untuk urusan Tekhnologi ter
-update mereka hanya menjadiÂ
follower dari Nintendo. Hal ini yang kembali ditunjukkan oleh Nintendo dari pameran E3 Expo 2014 beberapa waktu lalu dengan merilis patung Amiibo berteknologi NFC. Teknologi NFC sebagai penghubung karakter patung-patung Amiibo dengan game digital. Idenya persis dengan Skylanders danÂ
Disney Infinity. Data dari patung diimpor ke konsol melalui Wii U Gamepad, atau sebaliknya data ditransfer untuk memodifikasi informasi yang tersimpan di patung. Teknologi NFC berfungsi sebagai media berkomunikasi  atau interaksi antara patung dengan karakter dalam game. [caption id="attachment_396164" align="aligncenter" width="300" caption="(Amiibo si Patung Penghubung Karakter di dunia maya dan realitas (Foto : Inovasi.com))"]
[/caption] Belum lama ini, Nintendo mengumumkan bahwa produk Amiibo telah terjual sebanyak lebih dari 2,5 juta copy melebihi dua kali lipat penjualan game Super Mario yang hanya mencatat angka 1,3 juta copy. Memang sulit bagi Nintendo untuk merebut kembali hati para pencinta game konsol yang sudah terlanjur dikuasai oleh PS 4 dan X Box One. Tapi untuk masalah ide cemerlang tetap Nintendo Juaranya. Selama Nintendo masih eksis di dunia game kita pastinya akan menemukan inovasi-inovasi baru yang diberikan Nintendo dalam bermain game.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya