Mohon tunggu...
Kenji jeremy yusuf
Kenji jeremy yusuf Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah

Perkenalkan saya Kenji jeremy yusuf. Saya adalah pelajar di Kolese Kanisius Jakarta. Hobi saya adalah badminton dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk Bermain Game Dalam Kehidupan Siswa

28 April 2024   16:57 Diperbarui: 29 April 2024   09:59 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak siswa pada zaman sekarang khususnya pada masa remaja tentu mengetahui dan pernah bermain game. Bermain game sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari untuk sebagian besar siswa-siswa di Indonesia. Banyak orang bermain game hanya untuk sebagai hiburan. Tetapi banyak juga orang yang bermain game sebagai alat dan cara untuk mengasah kemampuan kecepatan berpikir, kecepatan reaksi dan melatih otak pada saat bermain. Tetapi jika seseorang bermain game dengan jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan dampak-dampak yang buruk. 

Salah satu dampak buruk yang dapat terjadi adalah kecanduan atau adiksi siswa untuk bermain game. Kecanduan untuk bermain game online pada siswa menjadi suatu permasalahan serius yang harus diatasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kecanduan siswa terhadap game online antara lain, kurang perhatian dari orang-orang terdekat, Stress atau depresi, kurangnya kegiatan, lingkungan sekitar, kemudahan akses ke perangkat elektronik dan game, keterlibatan yang tinggi dalam game, keterbatasan waktu untuk melakukan aktivitas lain, dan juga keterlibatan orang tua dan guru dalam bermain game.

Telah dilakukan sebuah survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan jumlah pemain game online yang aktif di Indonesia meningkat dengan signifikan dari enam juta orang di tahun 2010 menjadi 6,5 juta orang di tahun 2013. Dilakukan juga sebuah survei oleh duniaku.net pada tahun 2014 yang menghitung persentase usia pemain game online di Indonesia dimana data menunjukkan sebesar 12% dari pemain game online di Indonesia berusia dibawah 13 tahun, 70% pemain berusia 13-24 tahun, 10% pemain berusia 25-34 tahun, dan 8% berusia diatas 34 tahun.

Dari survei tersebut kita dapat mengetahui bahwa kebanyakan masyarakat yang bermain game online adalah berusia 13-24 tahun atau masa mulai remaja ke dewasa. Pada masa dan usia ini siswa-siswa khususnya yang berumur 13-18 membutuhkan istirahat yang cukup agar dapat bertumbuh dan melanjutkan kegiatan sekolah dengan baik. Tetapi karena adanya adiksi dan kecanduan siswa untuk bermain game maka pola tidur siswa dapat terdampak. 

Salah satu penyakit yang dapat berdampak akibat bermain game online dalam jangka waktu yang panjang adalah insomnia. Penyakit insomnia membuat siswa untuk susah tidur dan tidak bisa tidur, yang menyebabkan siswa selalu lelah dan kesehatan fisik lainnya menurun. Kecanduan bermain game juga dapat menjadi salah satu masalah yang merusak pola tidur siswa, dimana siswa menggunakan waktu istirahat dan tidur untuk bermain game. Motivasi belajar siswa juga terdampak akibat dari fokus siswa untuk bermain game daripada belajar. Selain itu, menggunakan HP atau perangkat elektronik lainnya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan radiasi yang berdampak terhadap kesehatan siswa-siswa. 

Untuk mengatasi masalah kecanduan game online, batuan dari keluarga terutama orang tua sangat dibutuhkan. Orangtua perlu berhati-hati dalam memberikan akses perangkat elektronik terhadap anaknya. Tidak hanya itu orangtua juga perlu membangun komunikasi yang baik dengan anaknya agar orangtua dapat mengerti pengaruh dari game yang dimainkan anaknya. Solusi lain yang dapat disarankan adalah untuk orangtua membuat anaknya untuk menjadi lebih terlibat dengan aktivitas-aktivitas lainnya, seperti olahraga dan hobi. 

Jadi dapat disimpulkan, bahwa bermain game online dapat memberikan dampak negatif, seperti pengaruh bermain game dengan tidur. Selain itu, bermain game dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan siswa menjadi adiksi dan kecanduan bermain game. Oleh dari itu, orang tua dan juga masyarakat sekitar perlu sadar dan lebih perhatian dalam mengatasi kecanduan bermain game online dan memastikan bahwa bermain game online dilakukan dalam batas yang seimbang dan tidak mengganggu aktivitas lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun