Kemenangan Yusril Ihza Mahendra di PTUN mengalahkan Presiden dan Mendagri adalah kemenangan ke-5 nya atas pemerintah pimpinan SBY. Jika diibaratkan sebuah pertandingan, kini skor untuk Yusril Ihza Mahendra adalah 5 dan skor untuk pemerintahan SBY masih NOL.
Sekedar mengingatkan kembali, pertarungan Yusril Ihza Mahendra melawan pemerintah di mulai ketika Herdarman Supanji, Jaksa Agung waktu itu menetapkan Yusril Ihza Mahendra sebagai tersangka kasus SISMINBAKUM (Sistem Administrasi Badan Hukum). Yusril Ihza Mahendra pun langsung bereaksi dengan mengajukan gugatan ke MK untuk menguji legalitas jabatan Hendarman Supanji sebagai Jaksa Agung.
Hasilnya, Yusril Ihza Mahendra memenangkan gugatan tersebut, meskipun Denny Indrayana yang saat itu menjabat sebagai penasehat presiden bidang hukum sempat "memelintir" keputusan MK tersebut dengan mengatakan bahwa MK tidak mempermasalahkan jabatan Hendarman Supanji. Polemik pun terjadi, pertarungan terbuka antara Yusril Ihza Mahendra vs Denny Indrayana menjadi kuliah gratis tentang hukum di Indonesia.
Akhirnya, penjelasan Mahfud MD, selaku ketua MK menghentikan polemik tersebut dengan mengatakan bahwa MK mengabulkan gugatan Yusril Ihza Mahendra dan memerintahkan Presiden SBY agar segera melaksanakan putusan MK tersebut. Denny Indrayana pun akhirnya bungkam dan Yusril Ihza Mahendra pun tersenyum. Skor 1-0 untuk yusril Ihza Mahendra.
Hendarman Supanji adalah korban pertama atas kehebatan Yusril Ihza Mahendra.
Pertarungan antara Yusril Ihza Mahendra vs pemerintah yang kedua adalah tentang saksi meringankan. Disini, kembali Yusril Ihza Mahendra memenangkan gugatannya. Artinya, jika ingin melanjutkan kasus Sisminbakum maka Kejaksaan Agung harus memanggil SBY dan Megawati sebagai saksi meringankan. Skor 2-0 untuk yusril Ihza Mahendra.
Pertarungan ketiga adalah masalah surat cekal yang merupakan Copy-Paste. Ini adalah kasus yang paling menarik buat saya dan mampu memuaskan rasa penasaran saya selama ini. Dulu saya sempat berpikir, bagaimana caranya jaksa bisa membuat tuntutan yang tebalnya ratusan hingga ribuan halaman dalam waktu yang singkat. Hingga akhirnya kejaksaan mengakui telah melakukan COPY-PASTE untuk surat pencekalan Yusril Ihza Mahendra. Pihak kehakiman juga cuma meng-iya-kan saja surat pencekalan COPY-PASTE tersebut tanpa melakukan koreksi. Tindakan Copy-PASTE tersebut pun akhirnya berakibat fatal karena ternyata pertimbangan hukum yang digunakan sudah tidak berlaku lagi. Lagi-lagi Yusril Ihza Mahendra mampu mengalahkan pemerintah dan membuat skor menjadi 3-0.
Kasus ke-4 yang dimenangkan oleh Yusril Ihza Mahendra tentang pengetatan remisi bagi koruptor. Lagi-lagi perdebatan dan konflik pribadi antara Yusril Ihza Mahendra menjadi "hot topic" di media massa. Denny Indrayana menuding Yusril Ihza Mahendra telah membebaskan para koruptor dan menunding pembelaan Yusril sebagai serangan balik para koruptor. skor 4-0 untuk kemenangan Yusril Ihza Mahendra.
Dan kasus terakhir yang hingga kini tidak bisa diterima oleh Denny Indrayana adalah kemenanngan Yusril Ihza Mahendra yang memaksa Presiden SBY dan Mendagri menunda pencopotan gubernur Bengkulu. Bahkan untuk kasus ini, Presiden SBY harus mengundang khusus Yusril Ihza Mahendra ke kediamannya di Cikeas untuk menerima masukan dari Yusril Ihza Mahendra. Jika SBY legowo dan siap melaksanakan putusan pengadilan, tidak demikian dengan Denny Indrayana. Melalui akun twiternya, Denny Indrayana berkicau bahwa ada kesalahan dalam putusan PTUN yang dimenangkan oleh Yusril Ihza Mahendra tersebut.
Setelah menang telak 5-0, Yusril masih mempunyai 2 sengketa dengan pemerintah di MK yaitu mengenai posisi wakil menteri dan kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Banyak ahli hukum yang telah dihadirkan di MK dan sepertinya Yusril Ihza Mahendra akan kembali meraih kemenangan. Jika Yusril Ihza Mahendra kembali menang dalam kasus WAMEN, bisa jadi ini adalah kemenangan paling penting bagi Yusril Ihza Mahendra, karena bisa jadi keputusan tersebut akan berdampak langsung terhadap posisi Denny Indrayana.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Yusril Ihza Mahendra atas pemerintah, kembali mengganggu pikiran saya. Terus terang saya penasaran, Apakah di negeri ini tidak ada ahli hukum yang lebih HEBAT dari Yusril Ihza Mahendra?