Mohon tunggu...
Ken Hirai
Ken Hirai Mohon Tunggu... profesional -

JIKA DIAM SAAT AGAMAMU DIHINA, GANTILAH BAJUMU DENGAN KAIN KAFAN. JIKA "GHIRAH" TELAH HILANG DARI HATI GANTINYA HANYA KAIN KAFAN 3 LAPIS, SEBAB KEHILANGAN "GHIRAH" SAMA DENGAN MATI (-BUYA HAMKA-)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Kehidupan dari Batu Bata Merah

26 Agustus 2013   17:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:47 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Siapa yang tidak tahu batu bata merah? Meskipun bukan pekerja bangunan kita semua pasti mengetahuinya. Ya, batu bata merah adalah salah satu bahan bangunan populer yang paling banyak digunakan untuk bahan bangunan kontruksi. Lihatlah, hampir sebagian besar gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia menggunakan batu bata merah.

Batu bata merah dibuat dari tanah lempung atau tanah liat yang digali dengan menggunakan cangkul kemudian dibuat adonan. Cara membuat adonan dengan menambahkan air dan diinjak-injak hingga adonan sempurna lalu dicetak. Adonan yang telah dicetak lalu dijemur dibawah terik matahari sampai kering. Batu bata yang sudah kering lalu di bakar dalam suhu hingga 1000 derajat hingga matang dan berubah warna menjadi merah. Batu bata merah yang sudah matang pun siap untuk digunakan.

Lantas apa pelajaran kehidupan yang dapat dipetik dari batu bata merah tersebut?

Seperti halnya batu bata merah, untuk menjadi orang yang berguna dan memberi manfaat bagi banyak orang maka kehidupan yang kita jalani pun harus melalui proses perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan tersebut sudah pasti kita akan menemui banyak rintangan dan ujian yang tidak ringan. Tapi yakinlah seberat apapun ujian kehidupan yang kita terima, Tuhan tidak pernah menguji hamba-hambanya di luar batas kemampuan.

Justru ujian yang berat dan datang silih berganti akan menempa kita menjadi orang yang kuat. Ujian adalah bagian proses kehidupan yang harus kita lalui untuk menjadi orang yang lebih bermutu. Bukan orang yang hanya biasa-biasa saja. Semakin kuat kita menghadapi ujian maka kunci kehidupan yang lebih bermakna telah kita dapatkan.

Lihatlah batu merah tersebut. Sebelum menjadi batu bata merah yang mampu member manfaat bagi manusia, dia mengalami proses yang panjang. Dicangkul, diinjak-injak, direndam dalam air, dicetak, dijemur dalam terik matahari hingga berhari-hari lalu dibersihkan dengan golok yang tajam dan terakhir di bakar hingga ribuan derajat. Semua proses yang dijalani batu bata merah tersebut bertujuan agar menjadi batu bata merah yang kokoh dan kuat bukan batu bata yang mudah pecah dan tercerai berai. Dan untuk mendapatkan batu bata merah yang kokoh dan kuat prosesnya harus dijalani hingga paripurna. Tidak boleh berhenti dan putus di tengah jalan.

Begitu juga dengan kita manusia. Tidak boleh putus asa dan menyerah di tengah jalan dalam menghadapi semua ujian hidup. Jika manusia tidak pernah diuji, lalu bagaimana seseorang bisa merasakan kesakitan dan kesabaran. Jika setiap keinginan kita dengan mudah bisa terpenuhi tanpa usaha, lalu darimana kita belajar yang namanya ikhtiar, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Tanpa adanya cobaan hidup, lalu darimana kita akan belajar tentang kesabaran. Untuk mendaki sebuah puncak saja dibutuhkan ekstra tenaga agar sampai di tujuan.

Sebuah batu bata saja mampu menjalani proses pembuatannya hingga menjadi batu bata merah yang mampu memberikan manfaat. Batu bata merah meskipun kecil selalu ingin menjadi sesuatu yang berguna. Lewat manfaat yang diberikannya, batu bata merah ingin mengangkat derajatnya ke tempat lebih mulia. Jadi kalo batu bata merah saja punya proposal untuk menjadi sesuatu yang berguna dan memberi manfaat, mengapa kita manusia tidak bisa melakukannya. Tentu kita pun bisa dan pasti bisa.

Seperti halnya batu bata yang sering dinjak-injak ketika dibuat adonan sebelum dicetak, maka dalam hidup pun terkadang kita berada di bawah, diinjak, dihina dan segala jenis derita yang sebenarnya tidak kita ingingkan. Tapi itulah proses hidup yang harus kita lalui. Ketika kita mampu bersabar lalu bertawakkal atas ujian dan cobaan tersebut maka sesungguhnya kehidupan yang lebih baik sedang menunggu kita di depan sana. Jangan pernah menyerah untuk meraih masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Semoga kesuksesan segera menghampiri kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun