Mohon tunggu...
Ken Hirai
Ken Hirai Mohon Tunggu... profesional -

JIKA DIAM SAAT AGAMAMU DIHINA, GANTILAH BAJUMU DENGAN KAIN KAFAN. JIKA "GHIRAH" TELAH HILANG DARI HATI GANTINYA HANYA KAIN KAFAN 3 LAPIS, SEBAB KEHILANGAN "GHIRAH" SAMA DENGAN MATI (-BUYA HAMKA-)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Belajar Nasionalisme dari Garuda Muda Papua Ketika Melawan Inter Milan

27 Mei 2012   12:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisruh PSSI yang hingga kini belum berakhir, ternyata memberikan pelajaran berharga akan arti sebuah nasionalisme. Di kala PSSI sudah memberikan tempat yang sama kepada semua putra bangsa terbaik untuk membela MERAH PUTIH di kancah internasional, ternyata masih ada orang yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Ya, klub-klub ISL yang dulu protes dengan kebijakan PSSI yang membatasi pemain TIMNAS hanya berasal dari liga yang dikelola oleh PSSI (IPL), kali ini justru menunjukkan penolakannya ketika para pemain mereka dipanggil untuk membela TIMNAS. Mereka (para pengelola klub ISL) justru melarang para pemainnya untuk membela TIMNAS.

Tapi larangan dari pengelola klub-klub ISL ternyata tidak digubris oleh Garuda Muda asal Papua. Peryataan-pernyataan para garuda muda asal Papua tersebut juga menyiratkan makna yang dalam tentang sebuah kata nasionalisme. Berikut kutipan beberapa komentar mereka:

"Kami hadir di sini demi membela bangsa dan negara”, kata Tibo dan Okto, ketika di tanya alasannya bergabung dengan TIMNAS.

Meskipun keputusan mereka bergabung dengan TIMNAS mendapat halangan dan ancaman dari klubnya yang bermain di IST, tapi Okto, Tibo dan Wanggai tak merasa menyesal telah mengambil keputusan yang ditentang oleh klubnya itu. Bagi para garuda muda dari Papua,mereka hanya memenuhi panggilan untuk membela negara dan karena itu mereka pun siap menanggung segala risiko yang akan diterimanya.
..."Demi membela bangsa dan negara, saya berani menanggung apapun risikonya. Yang penting saya melakukannya demi bangsa dan negara. Sebagai pemain saya ingin membela negara saya. Saya siap kalau mau diproses secara hukum atau pemutusan kontrak," ujar Okto dengan penuh semangat.

Pernyataan "HEROIK" dari garuda muda Papua bernama lengkap Oktovianus Maniani dan Titus Bonai telah menohok rasa nasionalisme banyak orang. Selama ini saya dan juga banyak orang yang mengaku nasionalis dan mencintai tanah airnya tapi hanya sebatas ucapan di mulut. Tapi anak-anak muda Papua telah memberi pelajaran berharga akan arti sebuah nasionalisme sesungguhnya. Mereka rela menanggung segala resiko demi MERAH PUTIH demi GARUDA di DADA.

Lihatlah, di saat para pemain langganan TIMNAS yang selama ini disanjung-sanjung sebagai idola justru menunjukkan sikap yang a-nasionalis karena lebih mengutamakan isi perut di zona nyaman. Mereka lebih mengutamakan loyalitas dibandingkan nasionalisme. Bagi para loyalis, kepentiangan klub adalah di atas segalanya. Tapi TIDAK bagi Trio Papua, bagi Okto, Tibo dan Wanggai membela bangsa dan negara adalah di atas segalanya.

Buah dari semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh garuda muda asal Papua dapat dilihat pada pertandingan melawan klub juara Liga Champions Eropa, Inter Milan. Trio Papua, Okto, Tibo dan Wanggai mengajarkan kepada kita semua akan arti sebuah nasionalisme sesungguhnya. Mereka berlari dan terus berlari untuk mengejar bola dan mencetak gol ke gawang lawan. Hasilnya, meskipun kalah tapi mereka muncul sebagai para ksatria.

Wahai Garuda Muda Papua, terus kibarkan Merah Putih, kepakkan saya garudamu dan terbangkan setinggi-tingginya untuk meraih prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun