Mohon tunggu...
Absah
Absah Mohon Tunggu... -

Mampir ngguyu...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokowi Bubarkan Petral, Saya Akan Botak: Effendi Simbolon

13 Mei 2015   15:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Kalau Jokowi terpilih dan berantas (mafia migas di) Petral (PT Pertamina Energy Trading Ltd), saya akan botak (gundul)," kata Effendi dalam sebuah diskusi di Jokowi-JK Center, Jakarta, Kamis (12/6/2014).

Kalau tukang becak atau pendukung Jokowi yang sekelas buruh yang bernazar akan botak, masih lumrah. Sekelas Effendi Simbolon, anggota DPR yang terhormat siap untuk membotaki kepalanya, tentu karena sebab musabab luar biasa. Tulisan ini bukan hendak menagih nazar Effendi Simbolon. Beliau mau botak atau mau gondrong, itu tidak penting.

Jokowi terpilih menjadi Presiden RI itu mungkin hal sulit dan berat. Tapi kalau Petral bisa dibubarkan, itu hal mustahil. Karena urusan Petral itu dilindungi oleh “langit ketujuh”, demikian disampaikan Faisal Basri menyitir ucapan Dahlan Iskan di penghujung pemerintahan SBY.

Saking luar biasanya urusan Petral, sampai masyarakat awam yang merasa melek politik dan suka teriak-teriak demo saja tidak paham apa itu Petral. Suatu rahasia umum di kalangan elite politik, yang dianggap sebagai mbahnya mafia migas, yang tak tersentuh sekian Presiden RI.

Baru menjelang terpilihnya Jokowi menjadi Presiden RI mulai terkuak untuk konsumsi awam, ada makhluk bernama Petral. Makhluk yang katanya buruk, salah satu yang mengeruk kekayaan negara RI. Makhluk yang tidak dapat disentuh oleh Presiden RI yang Wali, Presiden RI yang nasionalis anti neokolonialis-imperialisme asing, maupun Presiden RI yang Jendral gagah perkasa.

Karena hebatnya makhluk Petral tersebut yang ditunggangi para dewa dari langit ketujuh, tak tersentuh oleh sekian Presiden RI yang pernah menjabat, apalah kekuatan Jokowi yang cungkring dan dongok, boneka, dan paling tinggi sekedar petugas partai. Dipastikan, Jokowi tidak akan membubarkan Petral.

Bila Presiden RI yang lain jangankan membinasakan, menyentuh saja tidak mampu, seorang Jokowi menatapnya pun barangkali tak akan berani. Menjadi Presiden RI itu gampang. Sedikit permak si capres disana-sini dan hipno-pencitraan, rakyat Indonesia yang bodoh dengan mudah dicucuk hidungnya, digiring untuk mencoblos capres yang dikehendaki para cukong. Tapi semua bentuk permafiaan di Indonesia, adalah sesuatu yang di luar jangkauan pejabat pemerintah. Apalagi mbahnya mafia, seorang Presiden Panglima Tertinggi saja terlampaui.

Lalu hari ini Petral dibubarkan. Juga dua anak usaha Petral yang berada di Hongkong dan Singapore. Makhluk yang dilindungi para dewa langit ketujuh itu dibinasakan dengan santai adem ayem. Tidak ada gelegar teriakan pertarungan di langit yang mengiringi proses penyembelihan makhluk Petral.

Apakah Presiden Jokowi demikian saktinya, ternyata? Presiden cungkring, klemar-klemer, dongok lagi cengengesan, mampu menabok jatuh Petral dari langit ketujuh? Sedangkan Presiden RI yang Jendral gagah, Presiden RI yang berhati baja, maupun Presiden RI yang Wali, tak mampu barang menyenggol ekornya Petral.

Atau mungkin sebenarnya cerita tentang keangkeran dan kesaktian Petral itu hanya fatamorgana, cerita horor yang dihembuskan para pemeliharanya untuk menakut-nakuti. Hanya para pejabat yang tidak takut kepada Tuhan, yang takut kepada para hantu dhemit.

Seolah urusan politik nasional itu demikian besarnya, tak akan mampu ditanggung oleh seorang culun macam Walikota kemaren sore. Seolah urusan politik-ekonomi elite itu sesuatu yang demikian rumit dan berat, tak akan mampu diurus oleh tim ekonomi kabinet amatiran. Ternyata semua itu hal sederhana.

Suara-suara menakut-nakuti itu, menjadi petunjuk bagi rakyat, untuk mengetahui siapa-siapa yang berada di pihak koruptor. Mereka ketakutan kehilangan penghasilan korupsinya, lalu membuat suara berisik menakut-nakuti, mengancam dengan bayangan hal-hal buruk akan terjadi bila kegiatan korup mereka diutik-utik.

Kekuatan para koruptor, baik cukong-cukong yang berpikir dan bekerja, maupun para pejabat korup yang menyusu padanya, hanyalah kekuatan palsu, fatamorgana. Tidak perlu kesaktian seorang Presiden yang Satrio Piningit untuk meniup buyar asap fatamorgana itu. Hanya butuh seorang Presiden yang punya kemauan.

Petral itu makhluk ampuh dilindungi langit ketujuh? Jokowi itu Presiden sakti? Omong kosong. Kalau benar begitu, pertempuran akan mengguncangkan bumi Indonesia, pecah langit oleh teriak dan jerit menggelegar, yang sedang pada bunting akan mbrojol bayinya, semua jadi bosah-baseh…

Urusan cuma sekecil debu, cukup dijentikkan oleh jari seorang pemuda cungkring, beres tuhh ....

Hahahahaa…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun