Apalagi anak Presiden yang akan menyunting anak gadisnya ini adalah seorang pemuda yang 'tampan'. Orang banyak mengenal anak pejabat atau orang kaya yang tampan, berandalan, ugal-ugalan, pengkonsumsi obat-obatan, penggemar dunia malam, berfoya-foya dan main perempuan.
Sedangkan anak Presiden ini sama sekali tidak tampan seperti itu, tapi 'tampan' yang akan disukai oleh setiap orang tua. Seorang pemuda berperawakan sederhana, berparas sederhana, bergaya sederhana, berbicara sederhana, bersikap sederhana, bermatapencaharian sederhana pula. Anak dari seorang Presiden yang juga sederhana yang dicintai oleh rakyatnya yang sederhana.
Entah bagaimana yang dirasakan bapak si gadis beruntung ini setiap hari? Dadanya tentu serasa meledak oleh kebahagiaan mendapatkan keberuntungan di atas keberuntungan. Kebahagiaan yang tidak muncul terasa sewaktu-waktu, tetapi kebahagiaan yang menyelubungi tubuhnya setiap waktu. Tentu basah bibirnya tak henti mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Meski dagangan ayam gorengnya tak ada yang laku hari ini, ia akan tetap tersenyum bahagia. Andai tidak ada lagi uang untuk membayar rumah kontrakannya, ia akan tetap tersenyum bahagia. Apalagi yang lebih membahagiakan seorang bapak, ketika dia tahu anak gadisnya yang cantik dan baik, akan memenuhi takdirnya, sebagai seorang mantu Presiden.
Seringkali dalam acara pernikahan, seorang bapak terbata-bata berbicara dan berurai air mata mengijabkan anak gadisnya. Kebahagiaan seorang bapak melepas anak gadisnya, yang membuat segenap bapak-bapak tamu yang hadir harus berusaha keras menahan air matanya yang ingin ikut mbrebes mili.
Maka tidak terbayangkan apakah nanti si bapak penjual ayam goreng ini mampu berkata-kata saat menikahkan anak gadisnya dengan anak Pak Presiden? Mungkin di acara ijab si bapak akan nggeblak dan pingsan. Pulung keberuntungan yang diterimanya adalah dalam tingkatan yang tertinggi. Anak gadisnya disunting anak sang Raja yang sedang bertahta, yang dia ketahui baik, bijaksana dan sederhana.
Tulisan ini keluar dari satu perspektif sempit seorang rakyat biasa, dengan kerangka pikir dan budaya desa di Jawa. Orang desa yang juga ayah dari seorang gadis cantik, cahaya mata penghias hati ayahnya. Bisa jadi tulisan ini dinilai tidak benar, atau mungkin lucu di mata orang lain.
Hehehe... itu bapak penjual ayam goreng kok ya bisa seberuntung itu. Sebagai sesama seorang bapak, tak kenal, tak kecipratan, bisa ikut merasakan kebahagiaannya.
Padahal biasanya saat membaca tulisan inspiratif yang membuat mbrebes mili. Lha kok ini menulis sendiri, bisa ngempet mbrebes mili juga, haahahahaha.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H