Duuuh Den Ayu....kenapa kok hari ini dirimu terlihat murung dan senyum jarang terkulum dari bibirmu yang indah itu, nduk? Kata-kata manis dari si mbok mengagetkanku yang sedang melamun ini.
"Kenapa melamun cah ayu?" tanyanya lugu
Akupun jadi bingung menjawabnya, akankah aku berterus terang pada si mbok yang sudah sangat setia padaku selama 5 tahun terakhir ini, bahwa aku, si Raden Ayu Ken Dedes, agak pedih hatinya saat ini?
"Ayo dong cah ayu...ceritakan pada si mbok-mu ini, biasanya aden nda pernah menyembunyikan sesuatu apapun dari si mbok, apakah si mbok sudah tidak bisa dipercaya lagi? ah...kalau begitu si mbok mau mati saja, karena sudah tidak berguna untuk cah ayu..."
"Lho...lho...jangan begitu mbok, iya..iya aku akan cerita deh..."
begini ceritanya:
"aku bingung dan sedih sih mbok'e, kenapa setiap aku buka Kompasiana..."
"apa itu Kompasiana cah ayu?"
"haduuuuuh, susah ngejelasine mbooooo.....itu lho, tempat aku suka nulis-nulis ceritaku, semacem diary..."
"apa itu diary cah ayu?"
"halaaaaah....kalo gini ceritanya cape deh cerita sama si mbok..(ngambek.com), mau denger ngga siiiiih??"