Mohon tunggu...
ken woro
ken woro Mohon Tunggu... -

Tak ada yang istimewa, hanya seorang mahluk Tuhan yang selalu dalam proses belajar. Itu saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

White Lotus in My Backyard - Antara Kufur dan Syukur-

7 Juni 2014   16:56 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dibilang kufur? Males banget. Tapi nyatanya banyak sekali nikmat Tuhan yang (sering kali tanpa sengaja) tidak kita syukuri.
Pagi ini, seneng banget rasanya melihat teratai putih di kolam belakang rumah berbunga dengan indahnya, apa lagi jika mengingat perjuangan untuk ngedapetin tanaman itu harus
berada di posisi antara hidup dan mati  hehe... Soalnya teratai itu teratai yang tumbuh liar di bekas kolam ikan yang tak terurus. Waktu itu lagi dalam parjalanan  ke rumah temen, di jalan lihat banyak teratai liar yang sedang berbunga, saking kepenginnya, pulang dari
rumah temen nekat ambil pohon teratai itu, pohonnya sih agak di tepi kolam, aku pikir gampang ambilnya, tapi begitu aku tarik eh...dia melakukan perlawanan, aku tarik lagi, dia tetep gak mau, untuk yang ketiga kalinya dengan sekuat tenaga aku tarik lagi.... Bismillah...byurrrr....kecebur... Sambil meringis, tengok kiri kanan untung gak ada orang, untungnya lagi cuma bagian bawahnya aja yang basah. Tanggung udah kecebur,  sekalian aja yang aku cabut akarnya.  Akhirnya sukses membawa pulang pohon teratai putih itu ke rumah, meski harus menempuh perjalanan 25 km dengan celana dan baju setengah basah.
And now, ketika melihat teratai putih itu mekar dengan sempurna, hati terasa puaaaassss banget. Ditambah lagi ketika  ketika melihat mawar di depan rumah juga ikut merekahkan wanginya. Saking senengnya, aku bangunin  si kecil yang masih terlelap ' dik...dik...bangun dik... Lihat deh teratai sama mawar mamah berbunga' dengan setengah malas si kecil  elang ngikutin aku ke belakang, lalu aku gendong ke depan ' tuuuh mawarnya juga cantik kan dik?'  ia cuma mengangguk. 'Mamah tuh kayak mbah putri, tangannya adem, kalau nanem apa aja pasti tumbuh' kataku bangga, tapi... ' yaaaahhh mamah....kan yang numbuhin Allah...'
Deg. Gusti... Ampuni jika tanpa sengaja hamba mengkufuri nikmatmu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun