Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Money

Yahudi Membongkar Pemikiran Islam

13 Juni 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_166170" align="alignleft" width="204" caption="Mungkinkah dengan kemarahan dan kebencian dapat menguasai tehnologi ini ? ( Foto NASA )"][/caption] Setelah  beberapa kali postingan artikel serial Yahudi yang terselip dalam artikel cerita adegan video mesum di Kompasiana, jeda beberapa saat sambil menunggu respon lebih banyak lagi, serial yahudi sebagai tulisan yang tidak didukung oleh data valid karena hanya berdasar respon kompasianer ini, namun dari situ saya memperoleh gambaran untuk melanjutkan tulisan disertasi  saya .  Dan juga, sesunhgguhnya saya melihat potensi para kompasianer yang mempunyai multi displin ilmu  sangat mungkin untuk membuat sebuah kajian yang dapat bermanfaat bagi bangsa ini. Sebab, diskusi mengenai agama islam selama ini masih terfokus pada pemahaman tafsir dan sunnah, apa yang saya sampaikan ini adalah memandang ajaran islam dari sisi yang lain. Seperti saya sampaikan dalam artikel sebelumnya, bahwa keyakinan sangat terpengaruh oleh penafsiran dan methode pengajarannya. Namun, disisi lain sesungguhnya kita hidup dalam sebuah kehidupan sosial kemasyarakatan yang mempunyai tanggung jawab utamanya pada diri sendiri yaitu bagaimana kita dapat survive dalam kehidupan saat ini. Sebagai contoh yang kita lihat dan sering kita temui, hanya memahami pengetahuan agama sulit untuk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari2. Banyak umat muslim yang membenci bangsa Yahudi, tapi faktanya bangsa ini mampu menguasai dunia. Paradigmanya harus dirubah, jadikanlah kebencian itu sebagai cambuk untuk menggungguli bangsa yahudi dan untuk itu harus ada keberanian membongkar paradigma lama yang nyata2 kaum muslim banyak tertinggal dalam segala hal dari bangsa yang dibenci itu dengan mempelajari secara komprenhensi, bukan hanya terpaku pada tafsir dan sunnahnya saja. Sebagaimana dalam artikel saya sebelumnya, ada koment saya untuk menanggapi koment salah seorang team penguji disertasi saya ini yaitu  Bapak Sapri Pamulu   disini http://politik.kompasiana.com/2010/06/09/berbohong-itu-karena-methode-pengajaran-agama/ Mempelajari agama Islam secara komprehensive, bukan hanya mempelajari kitab suci Al Qur`an, juga mengenai methode pengajarannya, mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW, mengenai sahabat2 Nabi, mengenai penyebarannya, dari situ sesungguhnya kita mendapatkan satu kesatuan ilmu yang dapat mendatangkan harta karun yang tak terhingga serta pahala yang tak dapat diukur. Adalah otak yang diberikan kepada kita oleh Allah SWT sesungguhnya harus digunakan secara tepat,  berimbang dengan bathin akan menjadikan manusia Islam yang unggul dalam sepanjang zaman.  Sayangnya, pemahaman tentang islam dilakukan secara partial sehingga islam banyak menciptakan manusia yang ekstrem yang sering menimbulkan kekerasan. Disamping itu, pemahaman yang partial itu menyebabkan banyak umat muslim hidup jauh dari keinginan hidup makmur aman dan damai. Padahal para ulama islam sering mengatakan bahwa kehidupan agama merupakan satu kesatuan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Tetapi yang dimaksud satu kesatuan terbatas pada norma yang harus dihormati. Esensi dari mempelajari Islam secara liberal akan menemukan jawaban bahwa sesungguhnya kewajiban utama umat manusia adalah bertanggung jawab pada diri sendiri namun secara konservatif kewajiban utama adalah membela agama. Disinilah perbedaan pandang yang sangat mendasar, padahal dunia dan peradaban selalu mengalami perubahan dari zaman kezaman. Pemikiran2 liberal sering dianggap pemikiran yang sesat sehingga Islam masih seperti hidup dalam zaman masa lampau. Faktanya, negara2 islam umumnya tertinggal dari negara2 non muslim dalam penguasaan tehnologi. Mengapa Islam tidak mampu bersaing dalam penguasaan tehnologi, salah satu sebabnya adalah pola pikir umat muslim itu sendiri. Mempelajari riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dari masa sebelum mendapatkan mukzizat kenabian adalah pemikiran dasar dari mempelajari ajaran Islam secara komprehensive. Banyak kaum muslim, mempelajari riwayat Nabi Muhammad SAW terfokus pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasulullah, padahal perjalanan riwayat Nabi Muhammad SAW sebelumnya sebagai manusia biasa dapat dipakai sebagai tauladan dan akan menjadi sebuah pondasi yang sangat kokoh dalam kita menghadapi kehidupan sosial jika kita mengerti esensinya. Dalam riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW juga digambarkan perawakan Nabi, berdasarkan riwayat Nabi tersebut ada pihak yang memvisualisasikan, hal ini membuat umat muslim marah karena dianggap menghina dan melecehkan agama Islam.  Mengapa umat Islam merasa dilecehkan, tidak ada  alasan yang rasional kecuali karena keyakinan dan martabat.  Menurut ajaran Islam, iblis akan segera menguasai pikiran kita jika dalam keadaan marah dan penuh kebencian, sikap inilah yang seharusnya kita hindari. Disinilah sesungguhnya umat Islam telah terpancing terprovokasi untuk menunjukkan bahwa yang paling berharga bagi umat muslim adalah keyakinan dan harga diri itu, sedangkan untuk dapat bertanggung jawab dalam realitas kehidupan sesungguhnya diperlukan ilmu pengetahuan dan Tehnologi, bukan hanya keyakinan dan harga diri. Kemarahan, kebencian membuat kita sulit memanfaatkan otak yang diberikan oleh Allah SWT sehingga otak yang seharusnya dapat untuk mengusai ilmu pengetahuan dan Tehnologi tertutup oleh rasa marah dan dengki itu sementara umat lain tersenyum2 melihat sikap umat muslim, senyum itu membuat orang lebih dapat berpikir secara jernih yang akhirnya menjadi manusia yang lebih unggul dalam penguasaan Ilmu pengetahuan dan Tehnologi. [caption id="attachment_166175" align="alignright" width="300" caption="Tumbuhnya industri yang memberi lapangan kerja karena adanya demand ( Foto NN )"][/caption] Jika kita menyimak riwayat perjalanan hidu Nabi Muhammad SAW sebelum memperoleh mukzizat kenabiannya bahwa profesi nabi adalah berniaga. Perniagaan adalah awal dari sebuah perkembangan peradaban karena disitu terjadi supply and demand. Adanya supply and demand tersebut mendorong terjadinya penciptaan sebuah karya untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. makin banyak kebutuhan kehidupan manusia akan makin banyak karya yang dihasilkan. Dalam berniaga tentunya Muhamad tetap berorentasi mencari kelebihan agar usahanya dapat berkembang, namun dalam fungsi sosial sebagaimana realitasnya adalah membagi kelebihan yang didapat untuk sesamanya. Namun apakah Muhamad setelah mendapatkan mukzizat kenabiannya mengalami perubahan total dalam pola pikirnya, jika kita melihat semua ucapan dan perkataannya diceritakan oleh sahabat2nya, jelas disini sifat pemimpin usaha masih terlihat. Seorang pemimpin usaha harus bebas dari pekerjaan administrasi dan clerical karena waktunya harus dicurahkan untuk menjalankan usaha dan pengembangannya. [caption id="attachment_166179" align="alignleft" width="207" caption="Folosofi yang terkandung dalam penyampaian Sunnah Nabi adalah dasar management modern seperti usaha2 yang dikendalikan dari gedung perkantoran semacam ini."][/caption] Tidak mengherankan apabila perkembangan selanjutnya antara methode berdagang dan methode pengajaran pemahaman agama mempunyai kemiripan. Satu bukti lagi bahwa usaha yang berbasis Syariah tidak terlepas dari kebutuhan dalam mendukung penyebaran ajaran islam itu. Sebab, dalam penyebaran ajaran Islam juga memerlukan dana, dana itu diperoleh dari kegiatan berdagang berkeliling.  Masuk akal jika penyebaran ajaran islam di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang sehingga dalam methodenya akan pula dipengaruhi oleh cara promosi dalam menawarkan dagangan. Semua umat muslim pasti mengenal sunnah nabi, tetapi mungkin tidak terpikirkan mengapa sunnah nabi tersebut diriwayatkan oleh sahabat2 nabi. Yang terkandung disini adalah sebuah filosofi dasar management yang tak lekang dimakan zaman. Seorang pemimpin sebuah usaha harus dilepaskan dari pekerjaan administrasi dan clerical dalam mengontrol kegiatan usaha. Sebab, waktu harus tersedia lebih banyak untuk development dan pembinaan agar usaha dapat lebih maju. Filosopi tersebut tetap terpakai dalam management usaha modern seperti saat ini. Bersambung.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun