[caption id="attachment_94877" align="aligncenter" width="600" caption="Anjing Mastiff Tibet seharga Rp. 13,2 milyar"][/caption] Bagi umat muslim akan menilai hewan anjing adalah termasuk golongan hewan yang dinajiskan. Ada suatu saat saya ditegur oleh seseorang ketika saya sedang memandikan anjing peliharaan saya, saya fahami kalau orang itu kurang senang mendengar jawaban saya. Anjing itu saya mandikan agar bersih, makanannya juga makanan yang biasa dimakan oleh keluarga saya umumnya seperti daging sapi atau ayam yang sudah dimasak bahkan untuk anjing ini ditambah makanan khusus yang biasa dibeli di supermarket. Keseharian anjing itupun tak pernah keluar pagar rumah sebab badannya yang besar menakutkan para tetangga kecuali mengikuti anak saya yang pada waktu itu masih duduk di TK. Anjing tetap anjing, najis tetap najis dan tambah tidak disukai lagi karena anjing itu saya berinama ajis, mirip nama tetangga saya yang bernama Azis. Anjing memang hewan yang sangat setia, saya tidak pernah risau kemana anak saya bermain sebab dengan setia anjing itu terus mengawalnya, menunggu didepan pintu selama anak saya berada didalam rumah kawannya. Walaupun gigi anjing itu sebesar jari tangan manusia dewasa, namun gigi itu belum pernah sekalipun dipakai untuk menggigit siapapun . Yang paling sebal dengan anjing itu adalah mertua saya, anjing itu saya beli seharga sepeda motor baru pada waktu itu. Tak sayang mengeluarkan uang sebesar itu untuk kesenangan, bukan kebutuhan menurut orang lain. Padahal, jika kita merasa senang dan dapat menikmati kehidupan kita dapat bekerja lebih tenang dan bersemangat yang tentunya hasil itu akan lebih banyak dari sekedar untuk membeli kesenangan itu. Namun, pada akhirnya anjing itu menjadi hiburan dirumah yang membuat suasana menjadi menyenangkan setelah semua melupakan besarnya uang yang saya keluarkan. Hanyalah sebuah pengalaman saya terhadap hewan yang satu ini, lain budaya, lain pendapatnya apalagi kalau sudah menyangkut kepercayaan. Di china, ada jenis anjing yang dipakai sebagai tatus atau simbol kesejahteraan seperti jenis Mastiff Tibet. Jika sudah menyangkut status maka makin mahal anjing itu akan menjadikan status kesejahteraanya makin dipandang. Itulah yang mendasari seorang pengusaha yang berasal dari China untuk membayar seekor anjing jenis Mastiff Tibet berbulu kuning bernama Big Splash seharga 945 ribu poundsterling atau jika dikonversi menjadi Rp. 13,2 milyar. Beruntung, sang pemilik baru tidak keberatan mengeluarkan biaya besar untuk pola makan Big Splash yang memiliki berat 286 pound (setara dengan pemain rugby), di antaranya ayam, daging sapi, mentimun laut, dan abalone. Disamping harus menyediakan makanan yang pastinya diatas kebutuhan manusia, anjing ini juga mempunyai staff ( tentunya manusia yang digaji pemiliknya ) yang siap merawatnya. Big Splash merupakan spesies sempurna untuk dikembangbiakkan lagi karena berusia matang, 11 bulan. Harga tinggi memang pantas bagi anjing tersebut mengingat Mastiff Tibet dianggap sebagai simbol kesejahteraan di China. Sama seperti perhiasan dan mobil mewah bagi kebanyakan masyarakat kelas atas. Anjing itu dianggap mulia dan mampu memberkati pemiliknya dengan kesehatan dan keamanan yang sempurna. Anjing Tibet dipercaya memiliki jiwa biarawan dan biarawati yang tidak cukup mampu bereinkarnasi sebagai manusia atau kembali ke Shambhala, alam surgawi. Anjing tersebut juga sangat cerdas dan sensitif terhadap bahaya, sehingga biasanya digunakan untuk menjaga ternak dan anak-anak. Itulah manusia, keyakinan atau kepercayaan dapat mengangkat harga seekor anjing. Namun sesungguhnya, bukan harga anjing itu yang sedikian mahal melainkan simbol yang dikejar yang kebetulan ada pada anjing Tibet itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H