Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

STC, Bubar Sebelum Lahir?

24 Mei 2010   12:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:00 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Niat yang mulya belum tentu tidak ada ganjalan, mungkin itulah yang harus dihadapi oleh STC, seribu tangan cinta, organisasi sosial yang digagas Kompasianer yang umumnya masih muda2 itu harus lebih banyak lagi mengenal cinta. Cinta adalah naluri yang tidak dapat diatur, datang dari hati nurani yang paling dalam tanpa reserve apapun. Cinta kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan dengan rasa tulus. Namun ketulusan itu sendiri kalau diri kita sudah menjadi orang mampu mandiri dan tidak menjadi target perbuatan sosial orang lain. Kalau kita masih berharap naik gaji, masih berharap THR, yakinlah bahwa ketulusan itu masih sulit kita miliki, apalagi harus berkorban waktu, tenaga, pikiran dan uang.

Ketika kita sudah tidak perlu lagi berapa besar pengeluaran kita, menghadapi orang membawa map untuk sumbangan yatim piatu atau rumah ibadah, dalam hati kecil  masih juga terasa sayang memberikan uang kita walaupun kita menyumbang juga. Rasa sayang uang, rasa sayang juga tenaga untuk diberikan secara cuma2, saling mengandalkan akhirnya timbul kekesalan, bubar. Mungkin itulah gambaran yang saya lihat, idealisme yang tidak dibarengi dengan kondisi yang sebenarnya, Tidakalah dapat disalahkan dan bukanlah hal yang buruk, manusiawi sekali. Hanya orang kadang tidak mau mengakui kondisi yang sebenarnya, lain ucapan, lain dihati, semua ingin tampil sebagai manusia yang baik.

Sebuah pengalaman dalam mengenal cinta, cinta hanya akan tumbuh jika kita membutuhkan. STC itu membutuhkan tenaga, pikiran, waktu dan uang, bukan sebuah kebutuhan tetapi sebuah pengorbanan, itulah yang paling sulit kita berikan. Semoga menjadi sebuah pengalaman, galanglah persatuan didarat untuk hal yang positive yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Pergaulan dunia maya yang penuh resiko, paling tidak saya hanya dapat menyumbangkan pikiran yang juga saya ambil dari pikiran orang lain, mudah2 an dapat berguna bagi kompasianer yang dapat diklik disini

http://kesehatan.kompasiana.com/2010/05/24/gangguan-jiwa-kompasianer/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun