Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompasianer Banyak yang Kecanduan Cybersex?

29 Agustus 2010   13:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan tehnologi didunia ini sudah merevolusi gaya kehidupan manusia, disebut manusia modern dengan segala ketergantungan dengan perangkat bantuan yang diciptakan oleh manusia. Tidak dapat dibayangkan jika kehidupan tanpa listrik secara tiba2, seperti yang dialami oleh para pekerja kantoran, kegiatan hanya berbincang, tak ada yang dapat dikerjakan karena semua serba ketergantungan dengan peralatan electronic.Demikian juga dalam rumah tangga urban, terganggunya aliran listrik menyebabkan rasa jengkel karena aktivitas terganggu. Dalam hubungan antar manusia,  Internet telah merevolusi cara berkomunikasi manusia, menembus jarak, ruang dan waktu. Dunia nyata telah diganti oleh dunia virtual termasuk dalam hubungan yang paling mendasar yaitu hubungan seks.

Kebeadaan cybersex telah mengubah gaya seks manusia, jauh melampaui sifat alamiah seksual seiring dengan kemajuan peralatan yang tersedia seperti adanya webcam. Sebelum ada internet manusia mengenal seks sebatas hubungan intim nyata, bersentuhan fisik. Setelah ada internet, orang bisa berhubungan intim tanpa harus bersentuhan, melalui webcam itu. Pengguna internet bisa mengakses pelayanan cybercam tanpa harus repot2 harus bertemu muka langsung. Seolah berhadapan langsung kita dapat berinteraksi dengan lawan jenis untuk membangun fantasy seksual yang klimaksnya melakukan matrubasi atau onani.  Dengan adanya teknologi internet, pelaku bisnis seks tidak perlu lagi menjual wanita nyata cukup secara visual. Ada berbagai faktor yang menyebabkan suburnya prostitusi di alam maya seperti itu, namun yang utama adalah faktor finantcial. Kekurangan uang membuat orang mudah lupa dengan nilai agama dan sosial. Hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pria dan internet dapat dipakai sebagai sarana ajang bisnis seksual. Faktor psikologis juga tidak kecil perannya dimana pria umumnya mempunyai ketertarikan terhadap bagian tubuh wanita yang sensual sebaliknya wanita yang umumnya mempunyai sifat ekshibisionis yaitu wanita yang suka memperlihatkan hal yang tidak wajar pada kepada orang lain terutama kepada kaum pria.  Bahkan,  wanita seperti ini tidak berharap dibayar, bagi mereka memperlihatkan hal tidak wajar pada orang lain merupakan satu kesenangan dan kepuasan tersendiri.  Tanpa disadari di balik kesenangan ekshibisionis tersimpan nilai buruk yaitu menjatuhkan derajat diri didepan umum. Secara hukum, wanita ekshibisionis mungkin tidak mendapat sanksi, namun secara budaya mendapatkan sanksi sosial yaitu stigma buruk, bahkan hisa dikucilkan dari lingkungan. Itu tidak menjadi masalah karena nama dan indentitas dapat disamarkan. Seperti halnya dengan program yang ada di internet, sebetulnya tehnologi itu diciptakan untuk melakukan komunikasi secara visual, namun penggunaannya lebih kearah hubungan seks virtual.

Mengacu pada psikologi, pria yang suka cyber sex adalah tipe pria yang suka berpetualang seks. "Ciri pria seperti ini tidak mudah puas, selalu berimajinasi dan tidak puas pada satu titik. Selain suka melihat gambar bergerak, pria penggemar cyber sex juga suka melihat foto-foto porno," begitu pendapat pakar psikologi.  Indonesia, menurut hasil survey menduduki ranking ketiga terbanyak didunia yang mengunjungi situs porno.  Yang menjadi pertanyaan, mengapa banyak orang Indonesia yang tertarik melihat hal2 yang porno seperti melihat video mesum Luna Maya yang menghebohkan itu ?. Apakah karena faktor dibolehkannya poligami sehingga mendorong pria untuk mencari wanita lain atau paling tidak melihat yang lain di internet ?. Video mesum menjadi menarik bukan karena pemeran prianya, seperti halnya video mesum yang menghebohkan itu faktor peran Luna Maya dan Cut Tari membuat video itu banyak dicari.

Efek negatif pria cyber sex adalah kecanduan. Para pengguna Internet akan mengalami kecanduan cyber sex melalui beberapa tahap. Pertama kecanduan, pengguna cyber sex awalnya sebatas tertarik terhadap materi-materi pornografi. Lama kelamaan, ingin mendapat lebih banyak materi pornografi lainnya. Kedua eskalasi, seiring dengan waktu, untuk memuaskan kebutuhan seks pecandu cyber sex akan mencari materi seks yang lebih hot. Akibat dari kecanduan adalah hidup menjadi tidak produktif. Para pecandu cyber sex bisa merasa tidak berdaya untuk meninggalkan perilaku konsumtifnya. Hal ini membuat kehidupan mereka menjadi tidak teratur. Pada tahap lebih fatal, pecandu cybersex lebih senang masturbasi dengan komputer dibandingkan dengan berhubungan seksual nyata. Pada kondisi tertentu ingin merealisasikan seks maya ke dunia nyata. Selain kecanduan, cyber sex juga bisa berdampak buruk pada kelangsungan rumah tangga. Sebagian istri ada yang tidak suka terhadap suami yang senang cyber sex, karena dianggap pelecehan dan selingkuh. Walau tidak melakukan kontak fisik, tapi terjadi interaksi rasa yang menimbulkan gejolak. Ketika berhubungan seksual dengan istri, yang ada dalam pikiran bukan istri, tapi wanita lain. Namun pada sebagian perempuan menilai bahwa cybersex merupakan suatu hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. Setiap orang bisa mengakses cyber sex. Pola pikir seperti ini biasanya terjadi pada wanita liberal, dan internet sudah menjadi bagian kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. Efek positif atau negatif yang disebabkan oleh internet dianggap suatu yang wajar.

Gaya liberal sering diartikan jauh dari norma agama, budaya barat yang liberal sering dipakai sebagai contoh yang tidak patut ditiru. Namun sesungguhnya perubahan cara pandang itu sendiri akibat dari kemajuan zaman, setiap manusia akan berpikir pada hak dan kebebasan tanpa ada kungkungan. Aktivitas manusia yang makin padat menyebabkan sifat individualisme makin menonjol yang menyebabkan hubungan sosial kemasyarakatan makin berkurang. Terlebih dengan sarana komunikasi yang ada sekarang, hubungan cukup dengan haubungan visual tanpa harus bertemu langsung. Mungkin, cybersex dapat menjawab kebutuhan biologis manusia pada akhirnya nanti. Apalagi jika sampai terjadi anggapan, mempunyai anak merupakan hal yang merepotkan.

Dikompasiana agaknya sudah terlihat banyak yang sudah kecanduan cybersex, fantasy sexual dapat dibangun melalui dunia virtual. Sebaliknya, fantasy kehidupan sosial dapat juga terbangun didunia maya, dia akan marah jika alam maya tidak sesuai dengan pikirannya. Gejala kecanduan itu semakin terlihat belakangan ini yang memperliihatkan keinginan agar kompasiana mengikuti alam pikirannya, sama halnya ketika seorang pencandu cybersex menghendaki lawan jenisnya berakting seperti kehendaknya yang tidak dikabulkan, dia akan menunjukkan kemarahan dan kekesalannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun