Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kita Mau Dibawa Kemana Bapak Presiden ?

15 Mei 2015   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lemuria merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar 75.000 SM – 11.000 SM. Jika kita lihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.

Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukkan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeolog dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (sekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.

Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi mereka.

Kisah bangsa Altlantis dan lemuria yang sangat maju ini  akhirnya berakhir bak ditelan bumi,  agaknya masih relevan dengan masa kini, kemajuan tehnologi dan ekonomi menjadi sebuah negara ingin menguasai negara lainnya. Namun seiring dengan kemajuan tehnologi saat ini, naiknya suhu bumi telah menjadikan sebagian wilayah daratan mulai tenggelam, paling tidak dibeberapa wilayah sekitar Jakarta atau Semarang mulai tergenang air bajir rob. Kerusakan alam oleh karena eksploitasi alam oleh manusia seiring dengan kemajuan tehnologi telah menciptakan kerusakan bumi yang tidak dapat dihindarkan. Kehancuran alam tempat kehidupan manusia ini tidak dapat diatasi oleh tehnologi yang diciptakan kecuali dengan perubahan prilaku  manusia itu sendiri.

Cepat atau lambat, kehidupan saat ini akan mengalami seperti peradaban Atlantis atau Lumeria dan dari sudut keyakinan kita meyakini sebagai kiamat. Dari peninggalan arkeologi, katakanlah bahwa peradaban itu memang ada, sisa peradaban itu berubah menjadi sebuah pelajaran moral agar manusia dapat hidup berdampingan, aman,  tenteram dan damai.

Namun esensi dari pelajaran moral tersebut justru dipakai sebagai pembenaran untuk membela atau menentang  kekuasaan. Keyakinan itu dipakai sebagai alasan pertikaian,alasan untuk saling mencaci karena perbedaan pandangan politik.

Merenung sejenak, betapa manusia tak mampu melawan banjir adalah sebuah gambaran betapa kecilnya kemampuan manusia dan akan semakin kecil lagi kalau tidak ada kedamaian.  ISIS menjadi kelompok yang berbahaya dan anti kerukunan, sebaliknya kelompok inilah yang ditengarai telah menjatuhkan harga minyak dunia dengan memasok pasar gelap. Turunnya harga minyak  disatu sisi menguntungkan bangsa kita,disisi lain menimbulkan diskriminasi penyandang nama besar umat Islam.

Mau tidak mau, bangsa kita terseret oleh sebuah permainan politik dunia pasca perang dingin antara blok liberal dan sosialis. Tudinganpun ditujukan  kepada kaum kapitalis yang menginginkan tatanan dunia baru, siapa lagi kalau bukan kaum kapitalis Yahudi yang mampu mempengaruhi kebijaksnaan luar negeri Amerika Serikat.

Perang dingin telah usai, perlombaan persenjataan pemusnah massal mereda, namun negara adidaya ini memanfaatkan PBB sebagai polisi dunia. Indonesia yang pernah terseret dalam persaingan kedua blok ini saat ini harus pula menanggung akibatnya, bukan hanya dihadapi oleh Presiden Jokowi semata, tapi harus ditanggung seluruh bangsa, tak terkecuali dari yang dewasa sampai bayi sudah menanggung jeratan hutang.

Sebuah era baru dalam perang antar kekuatan yang bergeser pada perang ekonomi dan Indonesia tidak dapat mengelak  dari perang semacam ini akibat lilitan hutang karena sebuah polecy menutup defisit anggaran dengan  berhutang. Tak ada kaitannya dengan agama, tapi agama sering dipakai sebagai pembenaran sebuah tindakan.  Perhatianpun terpecah, disatu sisi terjadi perebutan sumber ekonomi,  dilain sisi agama dipakai sebagai pembenaran perselisihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun