Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Ongen Menjadi Cermin Arah Bangsa

16 Februari 2016   22:52 Diperbarui: 16 Februari 2016   23:00 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama ini karya Yulian Paonangan alias Ongen yakni Drone OS Wifanusa dipamerkan di Mabes TNI AD. Menurut Kepala staff ahli  Kasad Mayjen TNI Turmarhaban Rajagukguk drone atau pesawat tanpa awak sangat dibutuhkan untuk menunjang tugas pokok TNI AD. Lebih lanjut dijelaskan, drone ciptaan Ongen ini adalah satu-satunya yang dapat landing and take off di darat maupun air yang cocok dengan wilayah Indonesia. Sebelumnya, Dr Warsito P Taruno, penemu alat terapi kanker yang pernah menjadi dosen di Shizuoka University Jepang memutuskan menutup laboratiumnya dan menghentikan penelitiannya untuk berkarya di luar negeri.

Sementara bangsa kita harus bersaing dengan bangsa lain, sikap politik dan prilaku hukum bangsa kita justru menjadi distorsi bagi pengembangan tehnologi itu sendiri. Terlebih sikap hukum yang hanya mencari kesalahan administratif sehingga memusnahkan karya anak bangsa hasil otodidak seperti perlakuan hukum terhadap Muhamad Muslim. 161 unit televisi buatannya dimusnahkan, Muslim sendiri dipenjara oleh karena tidak mengerti perizinan.

Begitu juga terhadap Ongen yang harus mendekam didalam penjara karena pandangan politiknya sehingga kesalahan sekecil apapun menjadi sangat besar yang harus menghentikan semua kegiatannya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh bangsa ini. Namun disisi lain, kita bangga dengan ciptaan bangsa kita yang mampu bersaing dengan bangsa lain, namun dibelakang semua itu apa yang diciptakan adalah tehnologi aplikasi ciptaan bangsa lain dengan cara membeli lisensi program atau software yang dijual dipasaran atau dalam kata lain produk itu hasil rakitan produk bangsa lain.

Ketidak fahaman publik tentang dunia industri ini semakin membuat miris manakala sudah berbicara politik sehingga seperti yang dialami muslim tak lain dipandang sebagai seorang penjahat padahal seperti Muslim inilah yang sangat dibutuhkan karena mampu memberikan lapangan kerja yang dibutuhkan tanpa harus merengek kepada pemerintah.

Menjadi sangat kontradiksi dengan demo para buruh dan guru honorer, Muslim yang mampu memberikan lapangan kerja harus meringkuk dalam penjara "hanya" karena tidak mengerti administrasi. Bukan hanya muslim, para pengusahapun rawan dikriminalisasi sehingga banyak yang terjun dalam dunia politik. Watak pengusaha sulit dihilangkan sehingga warna politikpun penuh dengan kepentingan uang. Seperti inilah gambaran saat ini dimana kewenangan KPK dipandang sebagai duri dalam kepentingan para politisi.

Ada pengkritik atau ada kaum pemrotes adalah sebuah gambaran dalam persaingan liberal dimana kemenangan ini boleh dengan cara curang, dengan kekuatan, dengan kepintaran ataupun kelicikan. Gaduh politik akan terus menerus berlangsung sebab yang kalahpun tidak terima, yang menang tidak mendengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun