Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Tyasno Sudarto menilai perubahan yang dilakukan di Indonesia saat ini tidak maksimal karena hanya meniru tambal sulam. Tyasno  juga menilai, untuk bisa memajukan Indonesia diperlukan sebuah langkah revolusi mengganti sistem politik dan rezim penguasa. Pensiunan jenderal bintang empat ini pun meminta masyarakat tidak tabu membicarakan gerakan revolusi. TNI sebagai agen penjaga hendaknya tidak diam melihat demokrasi Pancasila bergeser menjadi demokrasi liberal. Tyasno menegaskan, perjuangan revolusi yang dilakukan semata-mata untuk membebaskan rakyat dari penindasan dan bukan menciptakan penindasan baru.
Lain Tyano Sudarto yang Jendral pensiunan, tindakan Anggota TNI AU Kolonel Adjie Suradji mengkritik langsung Panglima Tertinggi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dinilai merupakan bentuk insubordinasi. Dalam hirarki kemiliteran tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan. Apalagi sang kolonel mencantumkan nama insititusi TNI AU.  Walaupun tidak menyebut nama, kita langsung dapat  mengerti bahwa ucapan Tyasno tersebut ditujukan pada pemerintahan saat ini dibawah Presiden SBY yang juga sebagai panglima tertinggi angkatan bersanjata RI.  Merujuk ucapan Tyasno tersebut tentu bukanlah ucapan seorang yang berpangkat Jendral, tak lain sebagai ucapan seorang politikus sebab apa jadinya kalau ucapan itu diikuti oleh prajurit TNI, tidak tinggal diam akan berarti bertindak. Jika TNI bertindak tentunya akan mencederai demokrasi karena pemerintahan dan parlemen saat ini adalah pilihan rakyat.
Untuk menjadi sebuah bangsa yang maju memang tidak mudah, Amerika Serikat pernah mengalami perang saudara yang membawa banyak korban sebelum menjadi negara adidaya. China dibawah Mao Zedong  dengan revolusi kebudayaannya untuk menyingkirkan pemikiran liberal juga banyak menimbulkan korban jiwa rakyat China, saat ini China menjadi kekuatan ekonomi dunia.  Militer, hanyalah sebagai alat kekuasaan untuk menjalankan politiknya, doktrin militer yang dipegang teguh menjadian militer bertindak represive untuk mengamankan garis politik penguasa. Hal serupa juga diterapkan oleh rezim Suharto dengan dwi fungsi ABRI yang tak lain untuk mengamankan garis politik Suharto dan itu juga banyak menimbulkan korban. Lalu apa yang dimaksud dengan Tyasno Sudarto yang menginginkan TNI tidak tinggal diam ?. Kudedatakah ?. Justru TNI saat ini sudah berada posisinya sebagai prajurit profesional, tidak akan melakukan kudeta.  Seperti halnya yang dilakukan oleh Kol Adji Suradji walaupun kritiknya adalah untuk membangun, menjadi sebuah kesalahan karena dia adalah prajurit TNI aktif yang terikat dengan doktrin yang harus dipegang tegus.
Memang pemerintahan saat ini telah membuat geram dan frustasi rakyat karena sebagian besar kemajuan negeri ini tidak dapat dirasakan oleh rakyat. Namun juga kita harus melihat fakta, kemacetan lalu lintas yang semakin parah karena pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah tidak sebanding dengan kemajuan ekonomi rakyatnya. Â Peningkatan komsumsi adalah indikator peningkatan ekonomi rakyat, walaupun belum merata tetapi kemajuan itu dinikmati oleh sebagian rakyat kita. Untuk mencapai pemerataan dan memuaskan seluruh rakyat memang sangat dibutuhkan waktu, terlebih setelah Indonesia mengalami kebangkrutan sepeninggal pemerintahan orde baru.
Inilah demokrasi yang berkembang saat ini, Jendral tua tidak perlu berpegang lagi dengan doktrin militernya, politisi tidak mengharamkan money politics, aktivis diam setelah mendapat tempat. Riuh rendah suara yang belum mendapat tempat dan kepuasan dan nantinya akan diam setelah semua merasa mendaptkan tempatnya. Setelah suara lantang aktivis tidak bergaung, setelah suara tokoh agama tidak diamini , kini giliran jendral tua mengajak TNI tidak tinggal diam dalam mengganti rezim kekuasaan. Suara seperti ini akan terus bergaung yang puncaknya pada perebutan kekuasaan 2014 nanti, menurun sejenak dan meninggi lagi karena masih banyak yang akan kecewa karena kalah bersaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H