KPAI mendesak aparat hukum untuk menghukum berat pelaku video porno, yakni Ariel, Luna dan Cut Tari. Ketiga artis papan atas itu dinilai sudah merusak generasi bangsa. "Yang dilakukan Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari adalah adegan yang eksotis, yang hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami-istri. Dengan tersebarnya video porno ini justru mengajarkan bahwa apa yang dilakukan artis idola itu menjadi boleh," ujar Masnah, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Ketua KPAI Hadi Supeno, saat ditemui dikantor KPAI Menteng, Jakarta Pusat, Jumat. Berdasarkan data KPAI, akhir-akhir ini banyak pengaduan pemerkosaan dari masyarakat. Menurut data itu, salah satu pemicu terjadinya pelecehan karena video porno Ariel, Luna dan Cut Tari. "Dari 14-23 Juni KPAI menerima laporan 33 kasus pemerkosaan yang dilakukan remaja berusia 16-18. Pelaku mengaku terangsang setelah melihat video porno Ariel dan teman wanitanya itu," lanjut Masnah. Sementara, Ketua KPAI Hadi Supeno mengimbau para publik figur berperilaku santun dan berpakaian sopan. "Karena yang namanya idola pasti akan ditiru," timpal Hadi.
Pemberitaan seperti inilah yang menunjukkan kebenaran dari kerja komisi2 yang dibentuk pemerintah sebagai alat politik yang tugasnya memang mencari kambing hitam untuk menjaga kredibilitas pemerintah secara politis dimata rakyat. Komisi ini seperti memberikan penegasan bahwa sebelum adanya peredaran video Ariel di negeri ini tidak pernah ada pelecehan seksual atau setelah ariel dihukum dijamin tidak terjadi pelecehan seksual lagi. Kalau terjadi juga, sudah ada yang disalahkan yaitu Arel, Luna Maya dan Cut Tari.
Inilah budaya bangsa yang sesungguhnya merupakan biang kerusuhan yang tidak kian mngental, mudahnya menjustifikasi tanpa melihat resikonya, sudah terbukti menimbulkan kerusuhan dimana2. Terlebih dalam urusan pilkada, kalau kalah langsung menyimpulkan terjadi kecurangan, akhirnya timbur ribut antar pendukung seperti yang terjadi di Tana Toraja itu. Aril, Luna Maya, Cut Tari jika memang mereka melakukan perbuatan seperti dalam video yang menghebohkan, kita semua mengakui perbuatan itu salah, tetapi tidak adil jika kesalahan dipolitisir sebagai penyebab rusaknya mental bangsa. Yang mereusak mental bangsa itu sesungguhnya yang mengurus negeri ini, seperti ungkapan KPAI dalam pemberitaan itu sesungguhnya yang merusak mental bangsa ini sebab mengajarkan bangsa ini tidak perlu ikut aturan dan tidak perlu menghormati hak orang lain. Penegak hukum hingga saat ini saja belum dapat menetukan status Luna Maya dan Cut Tari tetapi sudah mengeluarkan statement agar dihukum berat karena merusak mental bangsa.
Sebaliknya, kalau melihat kenyataan tabung gas sering meledak, sudah banyak korban jiwa dan harta benda, semua pintar menjawab, semua pintar ngeles yang intinya tidak ada yang mengakui bertanggung jawab padahal yang menentukan harus menggunakan gas adalah pemerintah. Semua pejabat negara ini saling berlomba bicara moral, menyalahkan video mesum tetapi jika ditanya soal tabung gas yang meledak, semua sepakat ..................... kabuuurrrrrrrrrrrrr dari tanggung jawab. Cari dong kambing hitamnya, biar tambah seru negeri ini dagelannya, tidak usah ngomong mau dirapatkan, masih dikoordinasikanlah, tunjuk saja kambing hitamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H