Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salah Menafsirkan Kitab Suci, Marwah Pelaku atau Korban Penipuan ?

9 Oktober 2016   22:12 Diperbarui: 10 Oktober 2016   00:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marwah Daud Ibrahim begitu percaya Dimas Kanjeng Taat Pribadi memiliki kemampuan mengadakan uang padahal ia dikenal sebagai cendikia muslim, bahkan untuk lebih memperkuat argumentasi dia menyampaikan ayat2 suci Al Qur`an yang ditafsirkan kemampuan Dimas Kanjeng adalah bukti dari tafsirannya.

Antara keimanan dan logika mestinya harus berimbang, jika tidak, kemungkinan yang terjadi adalah penyesatan pikir.  Al Qur`an adalah wahyu Allah yang menyebutkan banhwa bangsa Jin diciptakan untuk menyembahNya. Namun, disebutkan bahwa bangsa Jin selalu melawan perintah Allah dan memiliki sifat penggoda bangsa manusia.

Yang dituntut kepada pengikut ajaran Allah adalah keimanan namun manusia diberi keistimewa memiliki kemampuan berpikir sehingga dalam menggunakan pikiran atau logika, manusia dapat berhubungan dengan bangsa ciptaan Allah itu yang jalannya dengan mempelajari Al Qur`an secara  benar dan mendalam. Hubungan antar ciptaan Allah itu biasa disebut interdimensi yang mungkin tidak dipahami oleh Marwah secara benar dan percaya begitu saja apa yang dilihat pada Dimas Kanjeng adalah karomah yaitu kemampuan sedikit dibawah Nabi Muhammad.

Belakangan media televisi marak menyajikan trik sulap mengadakan uang setelah mencuatnya kasus yang diduga apa yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng merupakan modus penipuan yang memanfaatkan kemampuannya berhubungan dengan bangsa Jin dan trik sulap. Bisa jadi apa yang dilihat oleh Marwah adalah trik sulap dengan menggunakan uang asli yang kemudian diberikan kepada Marwah seperti yang ditunjukkan di media televisi dalam acaea ILC di Tv One..

Mungkin karena salah dalam menafsirkan ayat Al Qur`an membuat Marwah  begitu percaya dengan apa yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng sebagai sebuah karomah dan karena yang percaya adalah cerdik pandai dalam ilmu pengetahuan formal yang berakar dari barat yang berbasis penelitian, apa yang dipercaya oleh Marwah menjadi semacam iklan yang berantai. Namun bukan hanya Marwah, mungkin masih banyak lagi kaum terpelajar yang terpengaruh seperti yang dipercaya oleh Marwah yang membuat cerita kemampuan Dimas Kanjeng menyebar keseluruh Nusantara bukan hanya dipercaya oleh kaum muslim, juga kaum non muslim.

Jika kita tengok kebelakang, jauh sebelum Indonesia merdeka, bangsa Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap kekuasaan penjajah salah satunya dengan membangun mental spiritual dan itulah yang digelorakan oleh Bung Tomo dengan menyebut asma Allah untuk mengobarkan semangat. Melihat perkembangan mental spiritual yang dibangun oleh bangsa Indonesia, kaum ulama dan bangsawan dirangkul oleh oleh pemerintahan kolonial dengan pemberian jabatan pemerintahan. 

Kaum ulama dan kaum bangsawan yang memiliki kekuatan spiritual dengan mempelajari kitab suci Al Qur`an ucapan dan prilakunya menjadi panutan masyarakat mampu meredam kekuatan perlawanan terhadap kekuasaan penjajahan. Kemampuan finansial kaum ulama dan kaum bangsawan ini diperoleh dari gaji tinggi yang dibayar oleh pemerintahan kolonial dan pemberian fasilitas pendidikan kepada keluarga pejabat pribuni ini yang berpendidikan barat memunculkan golongan nasionalis yang sekular.

Dari kaum nasionalis inilah melahirkan tokoh2 kemerdekaan seperti Soekarno yang tak lepas dari pengaruh spiritual yang berkembang sehingga suatu saat menerbitkan uang yang cirinya bisa melintir sendiri yang kini dianggap sebagai uang ghaib yang menjadi buruan para kolektor mata uang. Tujuan menerbitkan uang itu jelas untuk mengatasi kejatuhan mata uang rupiah, tetapi hal ini ditentang kaum ulama yang akhirnya uang tersebut ditarik dari peredaran.  Apa yang dilakukan oleh Soekarno adalah dengan mencetak uang tersebut namun masyarakat percaya uang itu berasal dari dunia ghaib, walaupun itu jauh diatas nilai nominal yang dapat disebut mengangkat nilai kurs namun hal ini merupakan penyesatan pikir masayarakat. 

Dalam era kemerdekaan sperti saat ini, orientasi berubah kecenderungan pada masalah harta dan tahta, tak mengherankan ada tokoh2 politik yang berhubungan dengan  Dimas Kanjeng Taat Pribadi bahkan dia sempat dinobatkan menjadi raja. Ketika kaum terpelajar ikut bergabung, makin banyak orang yang percaya dengan kemampuan Dimas Kanjeng yang sangat mungkin saling memanfaatkan dan inilah yang sedang ditelusuri pihak kepolisian dengan memanggil para pengurus yayasan termasuk suami Marwah, Ibrahim Taju.

Bukan mudah untuk merubah pola pikir yang sudah sangat percaya dengan kemampuan Dimas Kanjeng, apalagi disekelilingnya terdapat tokoh2 kekuasaan dan kaum terpelajar. Komisi III DPR yang ikut terjun menemukan indikasi, proses tersangka sebagai otak pembunuhan seperti dipaksakan.  Kemungkinan itu masuk akal karena menyangkut klenik atau hal ghaib tidak diatur dalam undang-undang sehingga dicari celah hukum untuk menghentikan sepak terjang Dimas Kanjeng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun