Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesta Sex di Balik Jubah Arab

12 Desember 2010   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:47 29697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini kerajaan Arab Saudi dikenal sebagai negara religius kiblat umat muslim seluruh dunia termasuk umat muslim Indonesia. Ajaran Islam yang berasal dari wilayah itu  telah banyak mempengaruhi budaya bangsa lain diseluruh dunia, Arab seperti indentik dengan Islam sehingga mulai dari cara berpakaian sampai nama seseorang banyak dipengaruhi oleh budaya Arab bagi penganut ajaran Islam. Namun, belakangan ini seperti di Indonesia muncul lagi gerakan yang mengatas namakan Islam  baik yang melakukan gerakan bersenjata maupun kelompok masyarakat demonstrative  yang mengaku pembela Islam ditengah masyarakat Indonesia. Korbanpun berjatuhan akibat tindakan kekerasan yang dialami  masyarakat yang dilandasi pemahamannya maupun yang tidak mengerti persoalan sama sekali.  Ratusan sudah korban jatuh akibat peristiwa pengeboman  brutal yang dilakukan oleh orang yang katanya berjuang demi ajaran agama yang berkembang dari wilayah jazirah Arab itu. Demikian juga korban bangsa ini juga telah jatuh pula akibat ulah bangsa Arab yang memperlakukan TKW Indonesia yang bekerja dinegeri itu.  Permusuhan abadi antara Bangsa Arab dan Bangsa Yahudi  menjadikan bangsa Yahudi adalah musuh Islam yang mempengaruhi bangsa Indonesia ikut pula memusuhi bangsa Yahudi.  Masyarakat Indonesia yang terkenal ramah dan santun tiba2 bisa menjadi beringas lantaran merasa ajarannya terhina karena bangsa Arab kalah oleh bangsa Yahudi yang katanya didukung oleh Amerika Serikat.  Namun peristiwa yang terjadi belakangan ini,  peristiwa yang dialami oleh para TKW dinegeri kiblat islam menyadarkan bangsa ini. Bangsa kita mulai protes terhadap bangsa Arab Saudi terlebih setelah ucapan Dubes Arab Saudi yang dinilai melecehkan bangsa Indonesia lantaran merasa memiliki uang.  Sedikit banyak kita telah menyadari bahwa Arab bukanlah Islam, bangsa Arab juga manusia seperti kita yang tak luput dari kesalahan. Bangsa Arab sebagai kiblat islam sesungguhnya mempunyai beban yang sangat berat untuk menjaga citra Islam.  Lahirnya islam dari kalangan bangsa ini setidak2nya sebagai penjaga pengaruh buruk prilaku bangsa ini  dimasa silam, Islam membuat bangsa ini harus menjadi panutan didunia Islam.  Namun, bangsa Arab tetaplah manusia, mereka bukanlah representasi Islam sebagaimana yang dipahami selama ini. Setiap bangsa mempunyai ciri dan kebudayaan tersendiri dengan ukuran norma tersendiri pula.  Dunia sex, narkoba atau rock and roll yang selama ini ditabukan dan dianggap kebudayaan barat yang busuk  ternyata tidak mampu dibendung masuk wilayah kesenangan bangsa Arab pula.  Para diplomat AS, dalam kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, menggambarkan dunia seks, narkoba dan rock'n'roll di balik kashalehan formal kerajaan Arab Saudi itu. Sebuah tamparan bagi kesholehan kerajaan Arab Saudi yang menjungjung tinggi norma ajaran Islam setelah para pejabat konsulat Amerika Serikat yang mempunyai hubungan akrab dengan bangsa Arab Saudi ini laporan rahasianya dibocorkan  kepublik dunia. Para pejabat Konsulat AS di Jeddah  menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah, yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat. Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan identitasnya harus dirahasiakan.  Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal, demikian  kata kawat itu sebagaimana dilasir The Guardian. Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) pada kenyataan adalah 'gadis panggilan', sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu. Namun demikian, apa yang dilakukan oleh kalangan di Arab Saudi itu sesungguhnya terjadi dinegeri kita sendiri yang katanya sebagai pengaruh budaya barat yang buruk. Budaya buruk yang diikuti dan disukai, pada akhirnya bukan lagi menjadi budaya buruk bangsa barat tetapi menjadi menjadi budaya buruk bangsa kita, juga budaya buruk bangsa Arab, bukan Islam.  Lalu seperti apa sesungguhnya budaya bangsa kita ?. Minum arak, minum tuak dari tumbuhan sekitar kita juga menjadi budaya buruk. Baik buruk budaya dimiliki oleh semua bangsa didunia, namun sebagai bangsa kita juga mempunyai budaya sendiri.  Berpakaian ala preman membawa pentungan tentunya berbeda arti dengan berpakaian gamis, berpakaian gamis akan indentik dengan Islam karena budaya Arab telah menyatu dengan Islam.   Wikileaks mungkin dapat membuka mata kita terlepas dari kebenaran laporan yang dipublikasikannya,  Bangsa Arab Saudi doyan perempuan, narkoba, minuman keras adalah manusiawi. Tetapi berjubah Arab doyan perempuan seperti itu mencitrakan orang Islam doyan main perempuan atau membawa pentungan yang akan mencitrakan Islam yang brutal. Indentitas bangsa, itulah yang perlu kita miliki. Bersarung dan bersongkok adalah pengaruh budaya hindu tetapi telah diterima sebagai citra pakaian islam di Mesjid Indonesia.  Layaknya petugas bank atau polisi, pakaian akan mencirikan kedinasannya, sama halnya dengan sarung dan songkok yang mencirikan penganut ajaran Islam yang sebelumnya menganut ajaran Hindu. Namun pergaulan makin memperkaya budaya pakaian, budaya kolonial itu telah pula menjadikan budaya pakaiannya menjadi pakaian resmi bangsa Indonesia.  Manusia yang demokrasi tidak boleh dipaksa mengikuti sebuah faham, memaksakan kehendak demi ajaran islam tentunya akan menimbulkan pertentangan ditengah masyarakat yang heterogen. Densus 88 menyatakan mereka sebagai teroris, sebaliknya mereka merasa diri sebagai pejuang. Beda pandang yang tidak menguntungkan bangsa ini karena terpengaruh pandangan Islam adalah Arab, Arab yang sedang bertengkar dengan Yahudi.  Yahudi dan Amerika Serikat adalah musuh Islam, tetapi Arab Saudi berteman dengan mereka dan bangsa Arab juga banyak yang suka pesta sex atau narkoba sebagaimana yang dilakukan bangsa Amerika.  Berjuang demi islam atau demi Arab ?.  Namun yang jelas, banyak diantaranya akhirnya tertembus peluru densus 88, sebuah perjuangan yang sia2, tetapi karena ajaran yang diyakini maka perjuangan itu merupakan jalan suci baginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun