Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Di Balik Senyuman Obama

26 September 2010   17:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:57 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_270359" align="alignright" width="240" caption="Dibalik senyum Obama, banyak tentara Amerika Serikat yang menjadi korban dan membawa korban. ( AFP )"][/caption] Olah Raga memang dibutuhkan untuk menjaga kebugaran tubuh, namun olah raga tentara Amaerika Serikat di Afganistan ini  diluar kewajaran dan penuh kegilaan. Betapa tidak, warga sipil di Afganistan di jadikan target tembak untuk kesenangan yang dianggap sebagai olah raga. Mungkin karena bertaruh nyawa di medan perang kerap menimbulkan stres dan depresi,  bagi tentara yang sedang bertugas di daerah konflik telah menyebabkan mereka berkelakuan tidak sebagaimana orang yang waras seperti membunuh manusia yang dianggapnya sebagai olah raga. Kejadian yang berlangsung di Kota Kandahar, Afghanistan itupun akhirnya berbuntut panjang. Belasan prajurit tempur dari 5th Stryker Combat Brigade, 2nd Infantry Division, kini terancam hukuman berat. Mereka dituduh telah dengan sengaja membunuh 3 warga sipil Afghanistan tanpa alasan jelas selama Januari sampai Mei 2010. Aksi tak berperikemanusian tersebut diungkap ke publik oleh harian Washington Post, setelah melakukan penyelidikan langsung ke Afghanistan. Dari hasil wawancara dengan orang yang terlibat langsung serta didukung hasil penyelidikan militer AS, terungkap, olahraga membunuh warga sipil tak berdosa itu dimulai pada musim dingin lalu. Suatu waktu, seorang tentara Amerika Serikat melihat pria Afghanistan mendekati sebuah desa di daerah La Mohammed Kalay. Tanpa alasan jelas, tentara tersebut kemudian memberitahu rekannya yang lain seolah-olah mereka tengah diserang. Lemparan granat serta tembakan langsung tertuju ke pria Afghanistan tadi hingga tewas. Washington Post menemukan, serangan tak beralasan untuk kesenangan itu dimulai 15 Januari. Terungkap pula, kesenangan menyimpang tentara Amerika lainnya adalah memotong mayat kemudian mengabadikanya dengan kamera, termasuk pula mengubur tengkorak dan tulang manusia. Saat pembunuhan pertama, salah seorang orangtua pelaku mengetahui kejadian ini, namun menurut Washington Post, peringatannya dibaikan. Lima tentara dipastikan terlibat dalam olahraga yang mengakibatkan 3 warga Afhanistan terbunuh, sedangkan tujuh lainnya dijerat tuduhan penggunaan narkoba dan minuman beralkohol saat bertugas serta berupaya menghalangi investigasi kasusnya. Namun , menurut Reuters, pihak militer menolak memberikan tanggapan, bantahan juga muncul dari prajurit yang kini tengah disidang di pengadilan. [caption id="attachment_270356" align="alignleft" width="300" caption="Walaupun dilengkapi peralatan supet canggih ..... ternyata banyak tentara Amerika Serikat yang stress dan depressi ( Marine Quest )"][/caption] Sebaliknya, selain melakukan olahraga gila diatas, akibat berada dimedan perang yang berkepanjangan kasus bunuh diripun meningkat dikalangan tentara itu . Angkatan Darat Amerika mengeluarkan data baru yang menunjukkan jumlah rekor bunuh diri terjadi dalam bulan Juni 2010. Para pejabat militer dalam satu bulan 32 tentara AS melakukan bunuh diri atau diyakini melakukannya. Data tersebut mencakup 21 tentara yang berdinas aktif serta 11 orang yang tidak aktif atau tentara cadangan dan Pengawal Nasional. Angkatan Darat Amerika juga mengatakan ada 88 tentara yang masih aktif, bunuh diri dalam 6 bulan pertama tahun lalu. Dalam 6 bulan pertama tahun ini, Angkatan Darat AS melaporkan 80 tentara yang berdinas aktif, melakukan bunuh diri. Tahun sebelumnya terjatat 184 tentara Amerika serikat melakukan bunuh diri atau setidak2 nya diyakini melakukan bunuh diri. Sepanjang tahun 2010 saja, tentara sekutu yang tewas di Afganistan tercatat 521 orang sedangkan tahun 2009 tercata 534 orang. Selain itu, sejak Amerika Serikat melakukan invasi ke Iraq tahun 2001, negara ini telah kehilangan nyawa tentaranya sebanyak 4.418 orang. Mungkin jumlah tentara Amerika Serikat yang tewas akan terus bertambah sebagai ongkos kegagahan sebutan negeri adidaya. Selain korban jiwa tentaranya, tentunya juga banyak menimbulkan kerugian untuk pembiayaan perang yang berujung kemunduran ekonomi negara itu. Bukan hal yang mustahil jika selama ini China sebagai macan tidur mampu mengambil alih kedudukan Amerika Serikat sebagai negara nomor wahid didunia. [caption id="attachment_270362" align="alignright" width="300" caption="Semua stress ......."][/caption] Mungkin yang dialami oleh serdadu Amerika Serikat tersebut merupakan hasil kegilaan dari politikus, satu orang memutuskan sebuah keputusan politik yang harus diikuti yang korbannya selain bangsanya sendiri, juga bangsa lain. Mungkin juga kita dapat berkaca dengan apa yang dialami oleh tentara Amerika Serikat itu, bahwa mereka juga manusia seperti kita yang mempunyai perasaan. Tekanan perasaan akibat ketegangan dalam perang dapat menyebabkan perubahan prilaku, membunuh atau bunuh diri.  Hal seperti itu juga dapat dialami oleh tentara kita dalam keadaan perang. Mudahnya kita meneriakkan perang karena harga diri bangsa, mungkin perlu juga mengetahui nasib tentara Amerika Serikat yang dibekali peralatan tempur canggih saja banyak yang mengalami depresi, apalagi kalau peralatan perangnya seperti yang kita miliki. Bukan hanya depresi yang akan dialami oleh tentara kita, rakyatpun akan mengalami depresi karena kesulitan ekonomi, bunuh diri mungkin akan meningkat lagi. Kita dapat lihat, dibalik senyuman Obama, banyak tentara Amerika Serikat yang bunuh diri karena stress dan depressi. Rakyat Amerika Serikatpun makin menjerit akibat situasi ekonominya yang menurun. Chinapun dituding sebagai pemicu kemunduran ekonomi negeri itu dengan kebijakan pengendalian mata uangnya yang dinilai merugikan negara adidaya yang sedang mabuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun