Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Exploitasi Berita Ariel - Luna Maya Sudah Kebablasan.

17 Juni 2010   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_169915" align="alignleft" width="300" caption="Ariel dan Luna Maya ( Foto Detikhot )"][/caption] FPI mendemo rumah kediaman Ariel di Bandung, KTP Ariel Ddicabut, pengusaha hiburan memboikot Ariel dan Luna Maya, Cafe Luna Maya dijaga polisi, pak RT rumah kontrakan Luna Maya diwawancarai media, Ariel, Luna dan Cut Tari diperiksa polisi, ketiganya terancam dijerat pasal pornografi, tragis nian nasib ketiga anak manusia ini telah menjadi bulan2an pemberitaan. Padahal jika kita mengklik SMU, PNS, Mahasiswa, Ustadz, guru diinternet akan dengan mudah ditemukan cerita kekerasan sex dan perbuatan mesum, demikian pula video mesum yang diperankan pelajar maupun PNS, wakil rakyat,  bahkan ada anggota polri lengkap dengan seragam dinasnya.  Mengapa ketiga orang ini diperlakukan sedemikian rupa, tak lain karena nilai beritanya  yang mendatangkan uang, makin panjang ceritanya, makin bagus karena sumber berita yang bernilai ekonomis itu makin panjang juga. Media memang tidak punya perasaan, kalau berita itu mendatangkan uang, orang akan hancur sekalipun tidak menjadi  pemikirannya, yang penting mendapat berita bagus yang ukurannya mengundang pembaca.  Apa seh hukumannya bagi orang yang suka membuka aib orang lain di akherat nanti ?. Menurut ajaran yang saya fahami, hendaknya jangan kita membuka aib saudara sendiri namun kita wajib menasehatinya agar tidak mengulangi perbuatan yang tercela itu.  Masyarakat Indonesia katanya masyarakat yang relegius tetapi nyatanya perbuatan itu tidak sesuai dengan sebutan masyarakat yang relegius itu.  Ibarat sebuah keluarga besar, ada anggota keluarga yang melakukan perbuatan tercela, sang ayah berpikir agar namanya tetap baik, dia berkeliling kemana2 menjelaskan perbuatan anggota keluarganya itu, dia tidak sadar kalau akhirnya orang semua tahu cela dari keluarga itu, bukan hanya yang berbuat saja, tetapi menyangkut keseluruhan keluarga. Kerjaan wartawan kurang lebih seperti itu, terus menerus diberitakan akhirnya seluruh dunia mengetahui, ada orang Indonesia membuat video mesum, bukan lagi Ariel, Luna Maya atau Cut Tari, yang tidak melakukan juga ikut ketiban getahnya, semua menanggung aib. Makanya ajaran itu melarang membuka aib adalah untuk melindungi orang2 yang tidak berbuat. Wartawan sekarang lebih pinter, lebih pinter ngelesnya, satu lagi bukti bahwa hasil methode pengajaran agama sesungguhnya menghasilkan manusia yang pinter bohong dan pinter ngeles, makna ajaran agama itu sendiri sudah jauh dari penghayatan. Contoh yang umum, dirumah mengaku puasa, diluar makan nasi, pulang kerumah puasa lagi, banyak yang seperti ini dan dilakukan dengan senyum2. Ilmu bohong seperti ini terus meningkat, tidak heran jika berhasil membobol uang negara diikuti dengan senyuman juga. Kalau kita ngobrol2, cerita tentang keberhasilan mengakali seseorang, sipelaku biasanya tertawa senang karena berhasil mengakali seseorang sehingga dia memperoleh keuntungan.  Ilmu bohong, ilmu akal2an sudah memasyarakat, ditambah ilmu ngeles maka menjadi lebih lengkap lagi. Kebebasan pers alasannya, sebagai alat kontrolah, demi demokrasilah,  tetapi tanggung jawab moral tidak pernah dipikirkan, yang menjadi tameng adalah Hukum, undang2. Padahal hukum itu dikeluarkan agar pers lebih bertanggung jawab, tetapi hukum itu tidak mungkin sempurna, kelemahan itu sering disiasati salah satunya dengan ilmu ngeles itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun