Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa Dibalik Longmarch PKS ?.

20 Maret 2010   13:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_98361" align="alignleft" width="300" caption="Kota Yerusalem yang diperebutkan..."][/caption] Adalah  Salahahuddin Al-Ayubi, nama pahlawan Islam itu yang telah membebaskan kembali Al-Quds ( nama lain dari Yerusalem ) dari tangan penguasa Romawi yang telah menguasai kota Yerusalem dan membantai umat Islam lebih dari 40.000 ribu jiwa. Pada tanggal 2 Oktober 1187 M, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai pembebas. Selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota umat Muslim yang hidup damai berdampingan dengan umat Nasrani serta Yahudi. 

Berdirinya negara Israel telah memulai lagi babak baru sejarah kota Yerusalem yang bagi bangsa Yahudi juga merupakan tanah sucinya yang ditandai dengan adanya tembok ratapan Raja Sulaiman ditempat yang sama. Peralatan militer Israel yang lebih lengkap dan modern  itu menjadikan Israel dapat bertindak sesuai keiinginanya. Sebaliknya, bangsa palestina yang menguasai kota itu sebelumnya terdesak oleh bangsa Israel. Sejarah berulang, tentara islam yang berhasil merebut kota itu dari bangsa Roma pada tahun 1187 M, kota Yerusalim sejak tahun 1947 kembali direbut oleh bangsa Yahudi.

[caption id="attachment_98365" align="alignright" width="300" caption="Obama di tembok ratapan."][/caption]

Sesungguhnya, jika kita melihat sejarah kota Yerusalem. pendudukan selalu diikuti symbol keagamaan oleh bangsa yang bertikai baik oleh bangsa palestina maupun yahudi. Lobby Yahudi yang kuat di Amerika Serikat tentunya secara psikologis akan mendukung tindakan Israel yang ingin mengembalikan symbol agamanya, sebaliknya negara2 arab juga demikian ingin mempertahankan tempat sucinya.

Pertikaian antara bangsa yang diikuti dengan symbol keagamaan tersebut faktanya memang berhasil mempengaruhi bangsa Indonesia dalam sikap penentangan terhadap israel karena solidaritas agama. Pertentangan itu sepanjang sejarahnya telah menimbulkan perang besar antara Israel dan negara2 Arab yang secara militer dimenangi oleh Israel. Kemenangan israel dalam perang tersebut membuat banyak negara arab menempuh jalan diplomasi daripada angkat senjata. Symbol agama itu seakan telah luntur, negara2 arab pada akhirnya menganggap perebutan wilayah itu sebagai masalah antar bangsa. Bangsa Palestina saat ini seperti berjuang seorang diri untuk mempertahankan Kota Yerusalem dari cengkeraman israel. Israel yang secara defakto berhasil menduduki kota itupun melakukan penggusuran pemukim palestina dan digantikan oleh pemukim Yahudi. Demikian juga dengan Masjid Al Aqsho, pemerintah israel mulai menggerogoti dengan melakukan penggalian2 disekitarnya dengan alasan mencari peninggalan Raja Sulaiman seperti halnya tembok ratapan. Tindakan Israel tersebut memicu kemarahan bangsa Palestina  dan umat muslim karena dinilai menyinggung sysmbol agama Islam.

Dari sejarahnya, pada intinya bahwa pertikaian antara bangsa Palestina dan Yahudi sesungguhnya merupakan perebutan wilayah yang secara kebetulan diwilayah itu berdiri tempat suci kedua bangsa dan penganut yang sama didunia. Tempat suci tersebut rupanya dijadikan tameng politik kedua bangsa dalam memperoleh dukungan politik dunia. Termasuk di Indonesia, tameng politik tersebut berhasil membangun solidaritas sehingga ada bangsa ini yang demi solidaritas itu harus melakukan teror bom yang akhirnya harus mati baik karena bomnya sendiri, dihukum mati atau ditembak oleh Densus 88. Sebaliknya negara2 arab yang secara geografis dekat dengan Israel sudah menarik diri dari pertikaian kedua bangsa secara langsung.

[caption id="attachment_98419" align="alignleft" width="300" caption="Longmarch PKS, mencari massa dukungan ...?"][/caption]

Sesungguhnya apa yang mendasari PKS melakukan longmarch ke Bunderan Hotel Indonesia (HI) menyuarakan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel ?. Seperti kita ketahui, PKS sebelumnya telah melakukan hal yang sama dalam menyikapi konflik Israel Palestina, menghimpun massanya untuk melakukan Longmarch. Kali ini alasan yang disampaikan oleh PKS adalah sebagai tekanan terhadap pemerintah agar berani menyuarakan pembebasan Palestina dari penjajahan israel dan penyelamatan mesjid Al aqsho.

Pemerintah tentunya akan berpegang pada hubungan diplomasi dimana Israel adalah negara yang keberadaannya sudah diakui oleh PBB dan banyak negara didunia lainnya. Yang dapat dilakukan oleh pemerintah memang hanya sebatas menyuarakan, tetapi hanya untuk meminta pemerintah menyuarakan himbauan tersebut PKS harus melakukan Longmarch sebagai bentuk tekanan politik ?.

[caption id="attachment_98420" align="alignright" width="300" caption="Symbol Perjuangan Palestine....?"][/caption]

Bahwa banyak bangsa ini yang sympati terhadap perjuangan bangsa palestina itu kita harus akui. Sympati karena rasa kemanusiaan dan persaudaraan seiman terhadap bangsa palestina  ini sesungguhnya telah dimanfaatkan juga oleh PKS dalam penggalangan dukungan dalam peraihan suara pemilu yang lalu sehingga PKS dinilai sementara pihak melakukan pencurian start kampanye. Namun tuduhan itu dapat dipatahkan dengan bebasnya para petinggi PKS dari proses hukum.

Kali ini tak berbeda jauh dengan pola yang pernah dilakukannya, memanfaatkan moment konflik perebutan tempat yang dianggap suci antara Israel dan Palestina dijadikan alasan PKS untuk menunjukkan kiprah politiknya.  Pertikaian kedua bangsa yang menjadikan tempat suci sebagai symbol perjuangan ternyata memang efektif, Amerika Serikat dengan kekuatan Lobby Yahudinya berhasil membuat Israel menjadi raksasa di Timur Tengah, sementara Palestina berhasil mempengaruhi banyak umat Islam didunia untuk menentang Amerika Serikat yang membantu israel itu. Situasi ini tidak dapat dihindarkan, banyak bangsa ini telah menganggap jihad itu antara lain melawan Amerika Serikat.

[caption id="attachment_98421" align="alignleft" width="180" caption="Rakyat miskin harus berjuang sendiri....."][/caption]

Banyak persoalan yang harus dihadapi didalam negeri sendiri, kemiskinan, kelangkaan kesempatan kerja, korupsi dan ketidak adilan yang sesungguhnya menjadi prioritas.  Persoalan bangsa hanya dapat diselesaikan oleh bangsa ini sendiri, begitu juga konflik Palestina Israel.  Mengadopsi persoalan bangsa lain menjadi persoalan bangsa kita memang tidak dapat dilarang untuk menghimpun massa, tetapi jika ini dipakai sebagai alat politik dalam negeri terhadap pemerintahan, hal ini justru akan menimbulkan penentangan terhadap pemerintah karena pemerintah mempunyai polecy yang sudah baku. Pemerintah tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri bangsa lain, begitu juga sebaliknya.

 

Catatan : Gambar diunduh dari Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun