Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Politik Goyang Mariska Lubis

9 Desember 2009   11:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal tumbal menumbal ngapain diurusin, mendingan aku mikirin rakyatku, mikirin masa depannya yang makin banyak ngebrjololin bayi2. Negara Singosari tidak tambah luas, berkurang sudah pasti karena kalah diplomasi, belum lagi blok Ambalat yang masih diincer kerajaan tetangga. Sementara brojolan baru makin banyak, semua partai mikirnya malah mau tambah manusia agar dapat tambahan suara, kurang banyak katanya curang. Yang rada pusing Hadi Samsul, makin banyak brojolan makin banyak thankyu nya sementara kerajaan gak mikir thankyu nya. Dari pada aku jadi gendeng, mendingan mikirin bagaimana mengembangkan pertanian singosari. Sudah lebih enam puluh tahun merdeka, masih kalah peneltian pertaniannya dengan Filipina. Di Filipina ada Los Banyos yang menghasilkan varietas padi unggul walaupun ahlinya dari Indonesia juga. Yang terkenal Filipinanya, yang pinter Filipinanya, Singosari cuma dapet hasilnya doang. Termasuk aku, mau nyumbang negeri sendiri dicurigai sok sosial, mau komersial malah kena penalty, giliran ilmuku aku sumbangkan kepada bangsa lain, aku dibilang tidak nasionalis. Ada doktor goblok, doktor yang gak boleh pulang sama Waseda, gak boleh pulang karena dibutuhkan. Bendungan sudah dibangun dimana2, tapi kenapa irigasi tehnis bisa berubah menjadi irigasi tadah hujan lagi ya...?. Mestinya listrik gak byar pet lagi karena sudah banyak dibangun PLTA di bendungan itu. Ini pasti gara2 kerusakan lingkungan, nebang pohon sembarangan. Belum lagi kerusakan hutan mangrove, abrasi ada dimana2, lama2 wilayah Singosari tinggal secuil yang bisa untuk bertahan hidup. Kalau Ken Arok dibuat gendheng terus....yang waras siapa ?. Sementara Profesor Jenglot ngegrundel terus menganggap Ken Arok tambah plinplan lantaran digoyang terus, rakyat singsaori ribut mencari korupsi. Ribut sama keamanan, demontran itu pada gak mikir, tidak bakalan ketemu korupsi, kalau koruptornya banyak, banyak sekali tidak terhitung jumlahnya. Hari2 belakangan ini Ken Arok dibuat tegang, digoyang2, diobyok2 terus, tapi walaupun seperti itu dia tetap cengengesan. Politik Singosari politik edan, dulu dielus2, dibikin besar, sudah besar kog digoyang rame2, apa tidak mumet seperti itu rasanya.  Mungkin inilah namanya politik goyang goyang, kalau sudah mencapai klimaks robohlah dia, negara ini jadi lemes. Keadaan negara yang lemes karena pimpinannya tertidur maka akan lebih mudah mengambil alih kekuasaan.  Ini pasti anak buah Mariska Lubis yang bikin ulah, pimpinan oposisi baru Singosari yang mulai banyak pengikut. Isu kudeta yang beredar santer di negeri Singosari membuat rakyat bengong saja, kudeta apaan seh, Raja Mulawarman juga cuma senyum2, aku gak ngapa2in katanya. Ketika ditanya lebih lanjut, goyang sendiri koq saya yang disalahkan.  Mungkin Raja Mulawarman gak ngerti, goyangnya goyang Mariska Lubis, kalau itu lemes sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun