Mohon tunggu...
julkifli milala
julkifli milala Mohon Tunggu... -

Apa Aja Boleh Asal Senang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Pemenang Debat Atau Mencari Pemimpin Paham Permasalahan Rakyat?

16 Juni 2014   21:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mencari Pemenang Debat Atau Mencari Peminpin yang paham permasalahan Rakyat?

Komisi Pemilihan Umum saya nilai sudah tepat melaksanakan Debat Calon Peminpin Negara Ini, tentunya dengan tujuan agar masyarakat Indonesai dapat mementukan peminpin Indonesia Priode lima tahun kedepan. Debat yang dilakukan ini bertujuan untuk membongkar tuntas Visi dan Misi Calon Peminpin yang akan dikerjakan ketika meminpin Negara ini dan tentunya untuk mensejahtrakan masyarakat, Menjamin Kepastian hukum dan menuntaskan permaslahan bangsa yang selam ini sudah dianggap menjadi momok yang menakutkan yakni Korupsi.

Namun tampaknya tujuan dari Debat Capres Cawapres ini disalah artikan oleh masing-masing tim sukses maupun pendukung, karena yang ramai dibicarakan siapa Pemenang Debat. Seolah-olah debat ini sama seperti Pertandingan antara 2 Tim Sepak bola yang lagi bertanding. Pemenanganya ditentukan melalui Skor. Parahnya  lagi skor yang dibuat oleh masing-masing tim sukses tidak sama. Ada yang mengatakan Skor 0:2 ada juga yang mengkelaim Skor 2:0. Sedakan Essensi menjelaskan Visi dan misi yang akan di jalankan oleh masing-masing pasangan maupun kandidat presiden dalam 2 kali Perdebatan terabaikan.

Untuk debat pertama, saya pribadi dan kemungkinan jutaan calon pemilih di pedesaan dan Kota-kota Kecil di Indonesai tidak mendapatkan apa yang akan dilakukan oleh masing-masing pasangan jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Yang muncul ke permukaan hanya pernyataan "Tanya Atasan Saya" " Soal debat sudah bocor ke kubu pasangan Calon nomor 2" " Cawapres yang di Bully rame-rame karena penerapan hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah" " Cawapres lebih dominan dari Capres". Pernyatan ini di hembuskan oleh masing-masing Tim. Saya pribadi merasa tidak mebutuhkan Ocehan masing-masing tim, tapi yang di butuhkan apa yang akan dilakukan ketika mereka memimpin. Berpihak kepada rakyat atau berpihak kepada Ellit disekeliling mereka.

Sedangkan untuk Debat kedua yang mempertemukan 2 kandidat Presiden, yang sebenarnya saya nilai mementukan arah kebijakan ekonomi Indonesia 5 tahun kedepan ternyata tidak dapat dijadikan gambaran untuk menentukan pilihan karena lagi-lagi apa yang akan dilakukan untuk bidang ekonomi tidak tersampaikan dengan gamblang. bahkan di debat ke 2 ini kembali hanya memunculkan istilah baru meski sudah sering didengar kalangan pemilih yakni "Bocor..Bocor "(kata kawan saya Apa capres ini sebelumnya buka bengkel tambal ban" "Kartu.. Kartu" (Wah bisa bisa dompet kita penuh dengan kartu nih.. lama-lama kita bisa main kartu kayak anak kecil main tepok gambar)  "Saya Setuju dengan Anda"  "TPID" yang di plesetkan menjadi Tanpa Pra**** Indonesia AMan"

Selebihnya Perdebatan kemarin membicarakan angan-angan masing-masing kandidat, tanpa bisa menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk men capai angan-angan tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun