"Miracle in Cell No. 07", itulah film produksi Korea Selatan yang sukses membuat air mata saya meleleh setiap kali menontonnya. Pertama kali saya menonton film ini adalah 6 tahun silam, tepatnya tahun 2013. Bertepatan pada tahun film itu dirilis.
Film jebolan Negeri Ginseng ini dirilis pada tanggal 23 Januari 2013. Tanggal rilis yang juga hampir mirip dengan judul awalnya, "23 Desember" sebelum berganti judul menjadi Miracle in Cell No. 07. Terhitung sudah dua kali saya menonton, dan dua kali itu juga saya selalu tidak bisa mengkontrol air mata.
Secara garis besar, film ini termasuk dalam film keluarga bergenre komedi mengharukan sekaligus melodrama. Layak untuk ditonton oleh semua umur, film ini mengisahkan tentang seorang pria cacat mental yang hanya hidup dengan putri kecilnya. Namun, suatu hari ia dituduh melakukan tindakan kriminal kepada seorang anak komisaris jenderal di daerahnya. Dan pria itu berakhir mendekam dalam penjara dan bertemu dengan penjahat-penjahat yang pada akhirnya akan membantu menyelundupkan putrinya ke dalam sel.
Film ini dimainkan oleh aktor papan atas Korea Selatan, Ryu Seung Ryong yang memerankan seorang ayah dengan cacat mental bernama Lee Yong Gu. Dan turut serta juga aktris yang tak kalah tenarnya, yakni Park Shin Hye sebagai Ye Sung dewasa (anak Lee Yong Gu).
____________
Lee Yong Go adalah seorang pria cacat mental berusia 40-an yang tinggal hanya dengan putri 6 tahunnya bernama Ye Sung. Suatu hari, Ye Sung menginginkan sebuah tas karakter Sailor Moon yang sedang trend kala itu, namun ayahnya yang berprofesi sebagai tukang parkir pusat perbelanjaan belum memiliki cukup uang. Permasalahan dimulai ketika tas yang sudah lama diidamkan itu terbeli oleh seorang anak Komisaris Jenderal, dan Lee Yong Go yang pada dasarnya memiliki cacat mental sempat terlibat perkelahian dengan sang komisaris (atau lebih tepatnya dipukuli). Dan Ye Sung pun menahan inginnya untuk memiliki tas tersebut.
Suatu hari, Lee Yong Go bertemu dengan Ji Yeong (anak komisaris). Ji Yeong gadis kecil yang baik hati ini ingin menunjukkan toko lain yang menjual tas Sailor Moon, dan Lee Yong Go mengikutinya melewati pasar. Suhu hari itu sangat dingin, menyebabkan genangan-genangan air di pasar menjadi beku dan licin. Naasnya, Ji Yeong tergelincir es dan batu bata dari atap kios terjatuh mengenai dahinya. Seketika ia meninggal ditempat, dan Lee Yong Go berusaha menolongnya dengan memberikan pertolongan dasar dan CPR. Namun ada seorang pejalan kaki yang melihatnya dan mengira bahwa Lee Yong Go melakukan pembunuhan sekaligus pelecehan seksual pada anak tersebut.
Saat itu juga Lee Yong Go dituduh dan ditangkap oleh pihak kepolisian. Sedangkan Ye Sung yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menunggu ayahnya pulang.
Karena kecerdasan Lee Yong Go yang kurang, saat rekontruksi kejadian ia dipaksa dibawah tekanan kepolisian untuk merekayasa tindakan supaya cepat selesai. Ditambah lagi oleh jabatan ayah korban yang seorang komisaris jenderal, membuatnya dijatuhi pasal berlapis dan pidana hukuman mati.
Dia menjadi tahanan dan ditempatkan dalam sel nomor 7, yang didalamnya terdapat penjahat-penjahat yang lebih dulu mendekam disana.
Lambat laun, 5 kawan satu sel dan tahanan lain, bahkan ketua sipir penjara tersebut menyadari bahwa Lee Yong Go adalah korban fitnah dan ketidak-adilan penyelidikan. Kawan satu selnya menyelundupkan putri tercintanya Ye Sung ke dalam penjara dan membantu Lee Yong Gu dalam menjalani persidangan. Ketua sipir juga mengusut kasus Lee Yong Gu dan berusaha menegakkan keadilan hukum yang saat itu sangat sulit karena kecacatan tersangka dan jabatan ayah korban.