Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Lebih Penting, Karier atau Anak?

10 Februari 2018   23:12 Diperbarui: 11 Februari 2018   20:34 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: en8848.com

Kemarin lusa, beredar sebuah berita di grup Whatsapp keluarga. Kakak saya mengirimkan beberapa potong kata yang cukup membuat seisi anggota grup terkejut, begini bunyinya :

"Di Ndukuh ada anak kecil 2th hanyut belum ketemu"

"Dukuh utaranya Feri pas ada kali..."

Bayangkan, anak sekecil itu hanyut.. disungai. Sungguh, membayangkan saja tidak tega rasanya. Sontak karena belum ada kejelasan mengenai berita tersebut, saya waktu itu sedikit ragu, "Masak?".

Desa Dukuh pada dasarnya terletak memang tak jauh dari kediaman keluarga saya. Orang rumah juga sangat sering melewati tempat kejadian perkara, untuk itu kakak saya membenarkan kejadian tersebut. Katanya, ketika tadi dia melewati TKP, susasana masih ramai dan anak tersebut masih belum ditemukan.

Usut punya usut, ternyata hal mengerikan itu terjadi karena kesalahan asuh. Siang itu (07/02/2017), Noval Mirza Ardani (Korban) berumur 2,5 tahun sedang hujan-hujanan sembari bermain bola dengan kakaknya yang berumur 4,5 tahun dihalaman depan rumah.

Disisi lain, bapak dari kedua anak tersebut ternyata bekerja diluar kota dan jarang pulang. Sedangkan ibunya juga mencari nafkah di pasar dan saat itu belum pulang. Karena sang ibu sehari-harinya sibuk bekerja, akhirnya pengasuhan anak pun dilimpahkan kepada neneknya (80 th).

Ketika dua cucunya bermain, saat itu sang nenek dikabarkan sedang menunaikan sholat didalam rumah dan otomatis tidak secara penuh mengawasi cucunya. Lalu entah sedang berlari-lari atau mencoba mengambil bola yang hanyut di sungai kecil (lebih tepatnya selokan) depan rumahnya, si kecil Noval tiba-tiba hanyut terbawa arus. Maklum saja hujan yang sangat deras waktu itu mengakibatkan sungai penuh, bahkan nyaris meluap. Arus yang kuat disertai kedalaman sungai sebatas dada orang dewasa lantas dengan mudahnya melenyapkan si kecil.

Pencarian korban gencar dilakukan setelahnya. Tak tanggung-tanggung bahkan sampai malam hari, namun hasilnya nihil.

Lalu kemarin (08/02/2017) saya mendapat kabar lagi dari kakak saya. Adik kecil Alhamdulillah sudah ditemukan, namun sayang nyawanya tak tertolong. Dia ditemukan tersangkut di pohon bambu pinggir sungai kira-kira 2,5 km dari tempat kejadian.

Miris sekali rasanya hati ini. Foto jenazah tanpa sensor yang beredar luas di media sosial juga semakin membuat miris. Nampak raut lucu sang adik kecil lengkap dengan luka benturan benda tumpul di dahi. Bibirnya mungilnya pucat nan biru.

Semoga khusnul khotimah nak..

Adakah hikmah yang dapat kita petik?

Berkaca pada tragedi diatas, seharusnya pengasuhan anak jangan dianggap sepele, apalagi anak usia dini. Istilahnya, walau sedetik pun lepas pengawasan kita terhadap mereka, sedetik itu pula banyak hal yang akan membuat kita kecolongan.

Menurut saya pribadi, Ibu tadi sudah melakukan kesalahan besar sehingga menyebabkan terjadinya hal tak diinginkan. Ketika sang ayah juga sudah sibuk kerja dan jarang pulang, tidak seharusnya anak yang masih dalam usia sangat dini dititipkan kepada neneknya yang sudah berumur 80 tahun. Jelas, sang nenek tidak akan mampu mengawasi dan merawat cucu sebaik ibunya sendiri.

Niatnya membantu suami mencari nafkah, eh ladalah..

Bunda, berkarir itu tidak haram.. Boleh boleh saja bunda berkarir, namun dengan syarat harus tahu waktu. Salah satunya, tahu waktu sampai batas usia mana anak sudah bisa ditinggal kerja.

Anak usia dini berada dalam suatu masa yang selamanya tak akan terulang kembali. Mumpung masih kecil, alangkah baiknya orang tua senantiasa mendampingi dalam setiap tumbuh kembangnya. Curahkan semaksimal mungkin stimulus kasih sayang dan cinta kepada mereka. Bunda sebaiknya tunda dulu berkarir untuk sementara waktu, biarkan sang suami bekerja sementara bunda punya quality timedengan anak dirumah.

Melebihi nenek, kakek, atau apapun, sebenarnya peran orang tua lah yang sangat dibutuhkan sang anak. Anak tidak membutuhkan materi, mereka hanya haus akan perhatian, kasih sayang, dan cinta orangtuanya.

Semoga bermanfaat

Sumber dari penuturan langsung warga dan laman facebook Radio Andika FM (salah satu radio lokal Kediri)

Berita juga bisa dilihat di web  ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun