Malang (Pinmas) – Menteri Agama Lukman Hakim menegaskan, ISIS tidak hanya membahayakan keberlangsungan Islam ala Indonesia yang khas, namun juga mengancam eksistensi Indonesia itu sendiri.
“Indonesia adalah negara dengan multi etnik dan multi agama, jadi jika dipaksakan menjadi satu, maka kita akan terkoyak dan terancam disintegrasi,” kata Menag, saat Saresehan “Penanggulangan Rasikalisme Agama di Indonesia, di Aula Gedung Ir Soekarno, UIN Malang, Jum’at (24/4)
“Hal ini harus menjadi perhatian kita, karena jika kita lengah, Indonesia bisa terkoyak seperti beberapa daerah lain,” ucap Menag.
Hadir dalam kesempatan tersebut selain Rektor UIN Malang Muji Raharjo, Wakil Walikota Malang, mantan Rektor UIN Malang Imam Suprayogo dan civitas akademika UIN Malang lainnya. Hadir pula Kakanwil Kemenag Jatim dan Kakankemenag se Jatim.
Menag menambahkan bahwa cita-cita ISIS untuk mendirikan kekhalifahan Islam tunggal, merupakan sesuatu yang absurd dan tidak masuk akal. Meski demikian, ISIS mampu menggalang dan mendapat dukungan dari beberapa negara, termasuk Indonesia.
Kepada civitas UIN Malang yang hadir, Menag bercerita tentang kesedihannya saat berkunjung ke Baghdad, ibu kota Iraq.
“Sungguh sangat menyedihkan, sebuah tempat salah satu pusat peradaban dunia, hancur dan dihancurkan karena perbedaan faham. Sayang, kini kita tidak bisa menyaksikan lagi peninggalan kemegahan Islam di Baghdad. Ternyata, faham yang dipaksakan, tidak hanya akan mengancam faham keagamaan, namun juga peradaban” terang Menag lirih.
Sementara itu, terkait dengan kiprah UIN Malang, Menag mengapresiasi kreativitas dan kerja keras Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur dalam mencetak lulusan generasi ulul albab “UIN Malang mempunyai ciri khas dan reputasi tersendiri dalam memadukan tradisi akademik dan pesantren, sebuah hal yang patut kita syukuri, “ kata Menag
UIN Malang merupakan salah satu PTAIN yang diminati tidak hanya masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat dunia lainnya. Kini, mahasiswa UIN Malang berasal lebih dari 30 negara.
“Yang mendaftar di sini sekitar 30.000-an, tapi hanya 2.500-an yang kami terima, karena keterbatasan kamar Ma’had kami,” terang Rektor UIN Malang, Muji Raharjo.
Menurut Muji, UIN Malang mempunyai beberapa program unggulan yakni, banyak mahasiswa UIN yang mampu berbahasa arab dan hafal al-Qur’an. (g-penk/dm/dm).