Sebagaimana biasanya, diskusi buku berlangsung setiap bulan dengan topik yang beragam menyesuaikan dengan tren isu kebijakan ekonomi dan keuangan. Kebetulan tema diskusi buku hari itu adalah Kebijakan Pembatasan BBM, sehingga suasana menjadi cukup "panas".
Pipit bertanya lantang "Mengapa BBM raib dari pasaran?" ruang diskusi mendadak menjadi senyap setelah meluncur pertanyaan itu. Semua mata tertuju pada wanita di deretan kursi paling depan, seolah ingin memastikan apakah suara itu berasal dari mahasiswa atau wartawan. Setelah diselidiki, ternyata Pipit hanyalah seorang Pustakawan.
Bulan berikutnya, dalam tema diskusi yang sama seorang wartawan berkesempatan mengajukan pertanyaan pertama "Mengapa saudara Pipit menghilang dari acara diskusi kita hari ini?" katanya. Ruang diskusi menjadi gaduh, mata saling lirik dan melempar pandang, baru menyadari kalau Pustakawan Pipit tidak hadir bersama mereka hari itu. Setelah dicari ke perpustakaan, ke ruang kerja, kemana-mana dan tidak ketemu, semua orang akhirnya tau ternyata Pipit benar-benar telah menghilang dari Perpustakaan.
Semangat bekerja !
Note: Mengkritik rezim otoriter yang punya hobi "menghilangkan" orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H