Sebelumnya selama ratusan tahun para orang tua tanpa pikir panjang langsung saja menerapkan cara mendidik anak melalui contoh-contoh yang sudah ada. Mereka bercermin pada apa yang dilakukann oleh orang tua mereka sebelumnya kemudian menerapkann serta mewariskannya kepada anak-anak mereka. Namun dewasa ini hal itu sudah tidak bisa berlaku lagi. Banyak orang tua yang merasa gagal mendidik anak-anak mereka dengan cara yang sama sewaktu dulu dia dididik orang tuanya. Segalanya telah berubah. Persamaan hak antara anak-anak laki-laki dan perempuan, perubahan teknologi serta perubahan pola interaksi dalam keluarga menjadi faktor yang harus juga dipikirkan dalam situasi sekarang ini.
Dalam banyak kasus, peristiwa kekerasan atau perceraian dalam rumah tangga juga menjadi faktor yang mengkhawatirkan bagi anak. Orang tua saat ini dituntut untuk menggunankan metode pendidikan yangn tepat bagi anak yang hidup di dunia yang rumit dan sangat cepat berubah seperti saat ini.Mendidik anak dengan cinta dan logika. Mengapa yang dikedepankan adalah topik mengenai cinta dan logika? Cinta yang tidak memanjakan, cinta yang tidak mengijinkan sikap ugal-ugalan pada anak, dan cinta yang cukup kuat untuk membiarkan anak-anak membuat kesalahan dan memperbolehkan mereka menanggung akibatnya.
Sedangkan logika merujuk pada konsekuensi yang timbul. Pada umumnya setiap kesalahan memiliki konsekuensi yang logis, dan segala konsekuensi itu jika dihadapi dengan sikap empati yang mendalam akan memunculkan kekuatan dalam keluarga yang berupa perubahan pola pikir. Pendekatan ini lebih menekankan pada ide bahwa sikap orang tua dalam menyayangi anaknya jika diterapkan secara sehat akan mendukung proses tumbuhnya seorang anak menjadi seorang dewasa yang matang. Pendekatan ini mengajarkan anak-anak untuk berfikir, mengambil keputusan dan berani menanggung konsekuensi keptusannya sendiri. Konsep ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab. Dan memang itulah arti mendidik yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H