Mohon tunggu...
kembang Jingga
kembang Jingga Mohon Tunggu... -

aku dan Kesendirianku,tanpa aku,kamu,kita atau kami :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ijinkan Aku Ibu, Untuk Menjadi Seorang Mu'alaf

15 Maret 2014   22:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pro kontra memang selalu ada,dalam setiap masalah pada awalnya Ibu mensupport aku sepenuhnya.pertentangan dengan sodara2ku yang lain,ibu berusaha memberi pengertian.

aku sendiri sudah siap lahir dan batin,denagn apa yang akan terjadi dengan kehidupanku selanjutnya.

memulai dari awal kehidupan yang baru lagi dengan segala keterbatasan kemampuanku.

di tengah perjalanan ketika aku mulai belajar tentang agamaku,ibu mulai berbalik arah dan meminta aku untuk kembali ke keluarga yang dulu.ibu khawatir akan kehidupanku yang akan datang,ketika keluarga sdh tidak bisa menjamin kehidupanku lagi nanti.

tekanan2 mulai aku dapatkan,bahkan tuduhan2 karena adanya orang ketiga dan lain2.

aku hanya diam,menjelaskannya pun  susah,karena memang apa yg aku lakukan ini hanya mereka anggap sebagai kedok.

aku memutuskan untuk tidak tinggal dirumah,dengan bantuan seorg teman,akhirnya aku tinggal di sebuah kos2an,sambil merintis usaha kecil2an sesuai kemapuanku.

di kos ini kegiatanku hanya beribadah dan berusaha mengenal Tuhan secara dekat lagi,ketika aku sampaikan apa kegiatanku saat ini.mereka hanya mencibir dan tidak percaya sama sekali.

pun ketika aku memutuskan untuk belajar menutup aurat,mereka mentertawakan bahkan meminta aku untuk melepasnya.aku hanya diam dalam kebisuan.

saat ini aku dalam posisi terdesak,ketika ibu sampai sakit hanya memikirkan aku dan meminta aku untk pulang dan kembali ke kehidupanku yang dulu.

aku terdiam,melihat ibu begitu mengiba dan melihat tatapan2 sodara2ku yang begitu marah dengan keputusanku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun