Mohon tunggu...
Cempaka Sari
Cempaka Sari Mohon Tunggu... -

menulis sampai tangan tak sanggup lagi bernafas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Laki-lakian

27 Mei 2013   13:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:57 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lama tak menemuimu.
Lama pula tak menangkap sinarnya kunang-
kunang di tepian hujan.

Engkau tampak murung bermuka kelabu.
Engkaupun terlihat risau di balik awan.

Kapan kita lepaskan jangkar di gemburan
tanah yang pagi dulu diinjak-injak masa lalu?
Sudah siapkah melajunya meski laut surut
begini?

Meski sileut senja membiar seperti biasa.
Bantalku lebih mapan membias impian.

Tak perlu tangguh, jika menyapumu tak bisa
terbang.
Dasterku lebih ramah membingkai tubuh.

Apa yang hijau perlu, jika dedaunan jadi
menguning?
Kakiku pun lebih kokoh berdiri disamping
berita duka.

Lama akhirnya menemuimu.
Dalam kurun waktu yang tak tentu.

Tak lagi seperti laki-lakian.
Namun sudah dipanggil perempuan.

...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun