Hari ini, bertepatan tanggal 25 Juni 2013 setelah kenaikan BBM. Menjadi jadwal rutin saya mengirim barang ke jasa logistic yang tidak begitu jauh dari rumah. Hanya menuju ke tempat itu harus menaiki angkutan umum.
Sebelum tarif BBM naik, ongkos ke pengiriman barang itu hanya Rp.1000,-
Tapi kali ini, si angkutan umum yang saya naiki menarifkan kenaikan ongkos sebesar Rp.1000,- dari harga sebelumnya. Dan seharusnya, saya hanya membayar Rp.2000,- tapi si supir menolak. Dan meminta Rp.3000,- yang hanya ditempuh sekitar 3 Menit saja. Subhanallah. Padahal berita di televisi sudah mengumumkan bahwa kenaikan angkutan umum hanya sekitar 20% saja. Tapi pengalaman saya tadi malah jauh berbeda.
Memang Rp.3000,- itu tidak seberapa. Tapi ada banyak orang yang gaji pas-pasan atau pengangguran atau ibu rumah tangga atau jenis manusia lainnya yang serba kekurangan yang kena getah dari kenaikan BBM.
Bukan hanya ongkos angkutan yang naik. Bahkan sembako dan ongkos angkut barang. Sekarang pick up barang pakai minimal pengambilan yang katanya, "Supaya hemat, neng!!". Fiuh..!
Hmm, hanya bisa menarik nafas dan menahannya. Sesaknya benar-benar terasa. Menyakitkannya melebihi rasanya putus cinta, bray :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H