Entah mengapa pada hari itu (16 Juni 2014) saya ingin sekali berkunjung ke Museum Mpu Tantular setelah sekian lama museum ini 'pindah kota' dari kawasan jl. Darmo-Diponegoro Surabaya ke kawasan Buduran, Sidoarjo. Selain disebabkan pengen ngirit: mumpung lagi di jalan dan dekat dengan tujuan semula: membayar pajak kendaraan di SAMSAT Sidoarjo. Dan karena, saya merasa sudah lama sekali tidak berkunjung ke galeri edukasi satu ini. Jadi sepulang membayar pajak tahunan itu (dari pusat Kota Sidoarjo), saya mengambil jalan sempit di sisi kiri jembatan layang. Setelah dua kali melewati belantara tiang-tiang pancang beton di bawah jembatan layang (karena jalannya memutar di bawahnya), saya menuju tempat parkir museum ini. Tak dinyana, ada petugas datang menghampiri, "Kalau motor lewat lurus terus belok kiri mas..." Oh, baru tau. Jadinya saya lewat samping museum, dari sisi parkir motor.
Pintu masuk dari arah parkiran motor
Begitu masuk pelataran museum, saya melihat keramaian yang tidak biasa: ada ratusan anak sekolah dari berbagai kecamatan di Sidoarjo sedang asyik melukis kain yang membentang (sepanjang 500 meter kalau melihat informasi spanduknya). Ternyata Museum Mpu Tantular ini sedang punya gawe: yaitu mengadakan "Pameran Nasional Pesona Ragam Hias Kain Tradisional Nusantara 2014". Dan anak-anak tadi ikut berpartisipasi meramaikan pembukaan di ajang pameran yang menurut seorang petugas museum (Bp. Sadari) diadakan setahun sekali bergilir di 34 museum di Indonesia. Menurut beliau, acara ini sendiri baru diadakan kali pertama di museum Mpu Tantular ini. Dan kehadiran anak-anak tentunya mempunyai maksud: menumbuhkan kesenian dan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya tradisional.
Hasil lukisan dipajang (atau dijemur?) seperti ini...
Hasil dari membatik sedang dijemur