Â
Hallo, apa kabarmu di sana...
Ada satu nama di Kompasiana yang terkadang membuatku bertanya-tanya. Jika kau ingin tahu, dirimulah dia, In.
Aku yang sejak lama berusaha ngotot untuk menulis rapi, komprehensif, taat azas, sesuai EYD Bahasa Indonesia tahun 1975; supaya terlihat berpendidikan padahal enggak, mendadak memerah pucat saat bergabung Kompasiana... setelah membaca tulisanmu yang alamakjan Suroboyoan medok itu. Kata-kata yang semula kukira hanya dilafalkan oleh kalangan terbatas macam kernet dan sopir angkot di balik hingar-bingarnya terminal Joyoboyo oleh musik dangdut. Tak dinyana, kepalaku mendadak terkocok bagaikan isi blender di kediaman Kompasianer Yusuf Kalla...
*apa hubungannya yak?
Ehm, mungkin... Pak Yusuf Kalla juga sama terkocok isi pikirannya saat mendampingi Pak Presiden Jokowi disebabkan pertentangan diri karena pendapat pribadi tentangnya dulu. Sama dengan sebagian rakyat Indonesia yang sama terkocok-kocok isi pikirannya padahal tak terpingkal-pingkal sama sekali. Sampai sekarangpun kita masih menjumpai ada simpang-siur tak jelas mengenai masa depan Indonesia. Semoga tidak begitu halnya dengan masa depan masing-masing kita ;p *Cikuiiiiit
Ah, ku tanggalkan saja masalah politik yang bukan hobiku.
Iin, kutahu kau suka landak. Yang tak kutahu benar apakah dirimu sekedar gemes dan ngefans landak, memelihara landak, atau bahkan punya peternakan landak.
Perkiraanku mungkin malah seperti Kompasianer Teddy yang hobi menirukan auman Singa... karena memelihara seekor jinak yang dikandangkannya di dalam sumur. ^_^ Atau seperti diriku yang selalu didatangi kutu rambut meski sudah kuusir dengan berbagai cara. Satu-satunya cara yang belum kulakukan adalah membakar rumbai-rumbai di atap kepala dengan nyala api sedang supaya tak cepat gosong. Maukah kau membantuku mengusirnya, In? Tapi aku sadar aku tak bisa memaksamu.
Lagipula, kukira kita punya kesamaan tentang hewan berduri bernama landak itu. Beberapa waktu berselang dimulai saat aku remaja, aku juga menyukai kepahlawanan Sonic si landak yang berjibaku melawan si jahat Robotnik. Ingatanku pun kembali ke jaman kita kecil dimana kartun itu pernah ditayangkan ANTV. Hanya yang ini berbeda; karena dalam permainan melawan angkara murka, Sonic si landak selalu tak lupa mencari nafkah, mengumpulkan gelang-gelang emas untuk masa depannya dengan cara yang menyenangkan.
Jadi, mungkin ada baiknya kita duduk bersama untuk membicarakan bagaimana menumpas kejahatan Robotnik yang arogan. Sembari minum-minuman manis ditemani lontong balap, rujak cingur, tempe menjes, otok-otok, ote-ote khas Suroboyoan. Tak lupa... Lumpia. Meski bukan asli kota Pahlawan ini, tetapi rasanya pas banget di hati ^_^ Maukah, In?
Tak perlu lekas kau jawab, karena dalam dunia maya... toh kita masih saling ter-follow di Twitter. Eh, enggak ding... aku masih mem-follow ide-ide dan tulisanmu meski tak sering kutengok juga profilmu.
Tapi dengan segala ciri khas Suroboyoan medokmu... kukira, kaulah makhluk unik di Kompasiana yang tak dapat digantikan siapapun. Tidak oleh Pak Har, tidak oleh Fidia Wati, juga bukan oleh Gayus Tambunan ;p