Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hargai Hasil Karya Orang, Blog!

10 November 2019   12:32 Diperbarui: 11 November 2019   11:50 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 2 contoh pasar: page medsos tervalidasi dan situs besar. Situs/blog lain tinggal comot dari pembeli pertama. Yang dihitung laku cuma 2! (Dokpri)

Andai situs yang kita comot gambarnya tadi membeli dan punya lisensi penggunaan secara sah dari suatu situs microstock, apakah dengan kita nebeng menggunakan gambar tersebut juga secara otomatis sah? Jika Anda bilang iya maka Anda naif sekali, fulgoso. Orang lain harus beli dan Anda main nebeng gratisan saja. 

Lagipula secara logika jika Anda mencomot gambar pada sebuah situs (selain situs microstock) pasti credit-nya akan menuju pada situs tersebut. Padahal situs tadi cuma pembeli gambar, bukan pemilik copyright foto asli atau seniman di baliknya. Kecuali situs tadi punya jajaran fotografer sendiri macam situs berita. Tidakkah aneh dengan credit atau 'terima kasih' salah sasaran ini?

Ada 2 contoh pasar: page medsos tervalidasi dan situs besar. Situs/blog lain tinggal comot dari pembeli pertama. Yang dihitung laku cuma 2! (Dokpri)
Ada 2 contoh pasar: page medsos tervalidasi dan situs besar. Situs/blog lain tinggal comot dari pembeli pertama. Yang dihitung laku cuma 2! (Dokpri)

Ada juga yang berpendapat lain, "toh jika ada yang mengambil gambar saya ya saya biarkan". PEMIKIRAN macam inilah yang membuat seniman gila selain jatuh miskin. Karena kamu pikir orang lain juga sama seperti dirimu yang memotret hanya dengan ponsel dan sedikit kesulitan, serta membaginya secara gratis.

Ada juga yang berpendapat jika gambar di media sosial dapat diambil sebebasnya. Kembali lagi, ada page komersial yang diharuskan beli (kebutuhan gambarnya); karena tujuannya mencari uang. Jika tujuannya memberi informasi, di situs microstock tadi juga ada lisensi editorial alias yang juga ditujukan untuk media berita. Tak ada gratisan pada situs microstock berbayar, baik yang memang ditujukan untuk cari uang dan promo gratisan.

Padahal jika Anda mau, ada banyak gambar dari situs wikipedia yang bisa dicomot dengan menyertakan sumber seperti yang tertulis pada keterangan lisensi situsnya (beberapa gambar malah termasuk kategori public domain, artinya benar² gratis pakai tanpa harus menyertakan atribut/credit gambar). Belum lagi situs gambar public domain lain juga banyak. Jangan memberi statemen dan argumen mirip jaminan seakan Anda pemilik gambar tersebut karena itu sangat tolol.

Jika ada situs microstock penyedia gratis sumbangan para sukarelawan mengapa merampok gambar yang dijual dan harus bayar? Jika ada situs microstock, mengapa mengambil pada situs pembeli/konsumen microstock juga? Sungguh tak masuk akal dan munafik. Tulisan dicolong teriak tapi nyolong gambar orang.

Ujungnya, kelakuan Anda juga membunuh saya perlahan sebagai salah satu penjual gambar di internet!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun