Ciumlah Aku
“Deg! Deg! Deg!”
“Kenapa hatiku berdebar-debar?” Perlita masih terdiam di dalam pelukan Aubrey, ia tak mengerti apa yang terjadi, sesuatu yang lebih ingin ia rasakan, lebih dalam tentang cinta.
“Tugas berikutnya!” Perlita mencoba melepaskan rangkulan Aubrey, Ia menatap dalam mata Aubrey, begitu dekat, begitu hitam, namun bersinar. “Ciumlah aku!”
Aubrey masih terdiam, kata-kata yang dilontarkan oleh Perlita sungguh jelas, permintaan yang aneh untuk seorang wanita yang baru ia kenal. Lidahnya membeku, tatapan mata Perlita sungguh dalam, namun permintaan ini terlalu berat bagi Aubrey, “Ka-kaa…” Aubrey masih tergagap, “Ka-mu serius?!”
“Tentu saja! Ayo cepat lakukan.” Perlita menyentuh kedua pipi Aubrey, perasaanya semakin berdebar, wajah Aubrey membiusnya.
Sementara Aubrey hanya terdiam, ia mematung, membeku, bagai bongkahan es yang hanya terdiam, tak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti apa yang diinginkan Perlita, hatinya mulai terbius oleh permainan cinta yang dibuat-buat. Hingga semakin dekat, wajahnya menghadap kearah Perlita, desahan nafas, harum parfum Perlita semakin merasuki sukma Aubrey, dan…
“ARGHHH!!! AUBREY!!!” Sebuah teriakan dari balik candela kaca.
Aubrey dan Perlita terkagetkan, mereka menatap dua orang sedang memergoki mereka, Perlita tak mengenal siapa orang itu, yang jelas seorang wanita berambut hitam dengan poni lancip, serta seorang lagi memiliki rambut bergaya harajuku, hanya Aubrey yang mengenal mereka, tentu saja mereka berdua juga pasti pernah menyatakan cintanya kepada Aubrey.
Aubrey dan Perlita segera saling menjauhkan badan. Perlita memilih untuk segera pergi, “Kali ini kau aku lepaskan, tapi lain kali kau harus melakukan!” Ungkap Perlita, sembari melewati dua orang siswi yang memergokinya akan menciup Aubrey.
“Sial! Aku harus melakukan sesuatu untuk membuatnya menghentikan tindakan bodoh ini.” Ucap Aubrey dalam hati.