Mohon tunggu...
Kemal Syahid
Kemal Syahid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Fotografer dan Editor Foto dengan pengalaman di bidang yang sama untuk mengabdi di sebuah Organisasi. Sedang menuntut ilmu di Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan merintis karir di bidang yang sama/industri kreatif dimana keterampilan dan pengalaman sebelumnya dapat dimanfaatkan dengan efisien

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperluas Ruang Lingkup Dakwah: Strategi, Metode, dan Implikasinya dalam Era Modern

18 Juni 2024   22:56 Diperbarui: 19 Juni 2024   00:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ruang lingkup dakwah merujuk pada cakupan luas materi yang dikaji dan diperluas untuk memahami serta melaksanakan prinsip-prinsip dakwah dalam berbagai konteks kehidupan. Disajikan oleh Kemal Syahid Mubarok dan Dr. Syamsul Yakin seorang Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dakwah, secara etimologis, berasal dari bahasa Arab yang berarti "memanggil" atau "menyeru", menggambarkan sebuah aktivitas yang melibatkan dua pihak utama: da'i (pengajak) dan mad'u (yang diajak). Implementasi dari konsep ini menghasilkan kerja keras dan karya besar yang membentuk komunikasi khas, di mana seorang mubaligh (komunikator) menyampaikan pesan-pesan yang bersumber dari ajaran al-Qur'an dan al-Sunah, dengan tujuan mendorong komunikan untuk berbuat amal saleh sesuai dengan pesan-pesan tersebut.

Secara ontologis, dakwah mengandung makna tertinggi sebagai bentuk komunikasi yang unik di mana seorang mubaligh menyampaikan pesan-pesan yang sesuai dengan ajaran agama. Referensi utama bagi dakwah dapat ditemukan dalam al-Qur'an dan al-Hadits, menjadikan metode bayani sebagai landasan untuk menjelaskan persoalan-persoalan dakwah yang terungkap dalam ayat-ayat al-Qur'an, hadits Nabi, dan pemahaman ulama.

Dari perspektif aksiologis, dakwah memberikan banyak manfaat, baik bagi da'i maupun mad'u. Manfaat tersebut meliputi penghapusan kewajiban berdakwah bagi da'i, serta pahala baik di dunia dan di akhirat.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup berbagai bentuk yang berbeda. Pertama, dakwah bil lisan, yang dilakukan secara verbal dengan fokus pada ajaran akidah, ibadah, dan akhlak. Kedua, dakwah bilhal, menitikberatkan pada tindakan nyata di berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Bentuk ini memiliki dampak yang lebih langsung terhadap mad'u dibandingkan dengan dakwah bil lisan. Ketiga, dakwah bilqalam, yang dilakukan melalui tulisan atau literasi dakwah.

Unsur-unsur dakwah, yang terdiri dari dai, mad'u, materi dakwah (maddah), media dakwah, metode dakwah, dan efek atau pengaruh dakwah, saling terkait satu sama lain dalam mendukung efektivitas dakwah. Dai, sebagai pelaku utama, dituntut untuk memiliki kecakapan intelektual dan spiritual serta menjadi teladan bagi mad'u. Mad'u, sebagai mitra dakwah, berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Materi dakwah meliputi akidah, syariah, dan akhlak yang diambil dari al-Qur'an, hadits Nabi, dan karya ulama.

Media dakwah terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman, mulai dari media tradisional hingga media baru seperti internet dan media sosial. Metode dakwah, seperti bil hikmah, ceramah, dan diskusi, dipilih berdasarkan sasaran dakwah yang beragam. Efek atau pengaruh dakwah diukur dari hasil yang dicapai dengan menggunakan teknik, strategi, dan pendekatan tertentu.

Ruang lingkup dakwah juga mencakup pendekatan, strategi, metode, dan teknik dakwah. Pendekatan dakwah melibatkan cara pandang terhadap masalah-masalah dakwah dalam konteks sosial, budaya, dan agama. Strategi dakwah berkaitan dengan perencanaan yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan dakwah, sementara metode dakwah memilih cara-cara yang tepat untuk mencapai sasaran dakwah. Teknik dakwah, sebagai implementasi dari metode yang dipilih, mencakup praktik dari A sampai Z dalam proses berdakwah.

Sasaran utama dari dakwah adalah umat manusia secara luas, sebagaimana terlihat dalam sejarah umat manusia yang dimulai dengan Nabi Adam sebagai manusia pertama yang beragama Islam. Faktor-faktor keberhasilan dakwah meliputi pemanfaatan teknologi, keakuratan pendekatan, strategi, metode, serta pengembangan bahasa retorika dakwah. Selain itu, ruang lingkup dakwah juga mempertimbangkan hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang serumpun seperti sosiologi, antropologi, psikologi, politik, dan ilmu retorika yang semuanya berkontribusi dalam memperluas pemahaman dan praktik dakwah.

Dengan memperluas ruang lingkup dakwah ini, diharapkan dakwah dapat menjadi lebih inklusif, adaptif, dan efektif dalam menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun