Mohon tunggu...
Kemal harja
Kemal harja Mohon Tunggu... Psikolog - mahasiswa

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan Anime Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa: Dilihat dari Pendekatan Pesan Iklannya

7 Juli 2024   23:55 Diperbarui: 8 Juli 2024   00:27 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024

Perkembangan iklan pada era sekarang ini bukan hanya sekadar alat promosi produk atau jasa (Kheyene, 2013). Iklan saat ini dipandang sebagai komunikasi yang kompleks, yang menggabungkan elemen visual, teks, dan simbolik untuk menciptakan pesan yang bermakna. Mengutip dari Moriarty et al dalam buku ‘Advertising & IMC, Principles & Practice’ menjelaskan bahwa “Effective advertising is both an art in its creativity and science in its strategy”, dimana iklan yang efektif adalah gabungan antara seni dalam kreativitasnya dan ilmu dalam strateginya. Dalam hal ini setiap iklan tidak hanya menciptakan pesan yang menarik namun juga tetap efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Didik Widiatmoko dalam (Panuju, 2019) penggambaran atau visualisasi dalam iklan sangat ditentukan oleh situasi pada zamannya. Para kreator mendapatkan ide abstrak dari objek iklan disamping dari ide internalnya, juga sangat dipengaruhi oleh situasi pada zamannya. Seperti pada iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa, merupakan iklan animasi yang juga dipengaruhi oleh situasi atau trend yang sedang naik daun yaitu bertemakan Anime atau animasi asal Jepang. Animasi tersebut ialah film anime dengan pendapatan kotor terbesar sepanjang waktu di seluruh dunia yang berjudul Kimi no nawa. Dengan diferesiansi yang sudah dijelaskan maka saya mengambil iklan tersebut karena iklan tersebut merupakan iklan pertama Sasa yang menggunakan metode iklan animasi, iklan ini di publish pada 24 April 2020 di Youtube Sasa Melezatkan dan penggambaran animasi nya halus dengan perpaduan warna yang berani namun saling menyelaraskan

Pendekatan pesan iklan bertujuan untuk strategi dan cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens melalui media iklan. Pendekatan pesan iklan yang dipilih tergantung pada sasaran audiens, karakteristik merek atau produk, serta konteks komunikasi yang diinginkan. Dengan memilih pendekatan pesan iklan yang sesuai, pesan iklan dapat disampaikan dengan cara yang efektif, untuk meningkatkan ketertarikan konsumen pada iklan tersebut. Daya tarik iklan dapat dilihat sebagai "sesuatu” yang menggerakkan konsumen berbicara kepada keinginan atau kebutuhan mereka, dan menggairahkan minat mereka, terdiri dari daya tarik rasional, emosional dan gabungan antara keduanya. (Belch & Belch, 2015: 301-304). Seperti pada iklan Sasa Tempung Bumbu #ApaSihYangGabisa menampilkan animasi yang berlatarbelakang kehidupan sehari-hari dengan dilengkapi pesan penggunaan produknya hingga suguhan adegan humor yang menghibur.

Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024
Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024

Dalam iklan Sasa #ApaSihYangGabisa, pada detik 0.07 terdapat scene dimana salah satu karakter wanita berbelanja di supermarket. Scene tersebut termasuk scene slice of life, dimana adegan tersebut menggambarkan kehidupan sehari-hari. Slice of life ialah cuplikan dari kehidupan sehari-hari, pendekatan pesan iklan ini bertujuan untuk menciptakan keterhubungan emosional antara produk dan audiens dengan menggambarkan kehidupan sehari-hari. Konsep "slice of life" menurut Ogilvy adalah menggambarkan situasi yang mudah dikenali dan dapat dirasakan oleh audiens, sehingga pesan iklan lebih mudah diterima dan diingat. Dengan pendekatan pesan slice of life, audiens akan dengan mudah merasa relevan pada sebuah situasi atau momen yang mudah dikenali dan dipahami. Hal ini juga akan membantu produk Sasa untuk menyebarkan pesan bahwa produk ini memang cocok dengan kehidupan para audiens dan dapat memenuhi kebutuhan atau masalah yang dihadapi dalam situasi sehari-hari.

Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024
Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024

Pesan penggunaan produk terlihat dalam iklan Sasa pada detik 0.34. Terdapat scene yang menampilkan karakter sedang memasak menggunakan bumbu instan dari produk Sasa, dimana scene tersebut secara tidak langsung memberitahu cara pakai produk Sasa. Hal tersebut termasuk pendekatan iklan Demonstration (cara penggunaan produk), pendekatan pesan ini bertujuan untuk memberitahu langsung kepada audiens tentang bagaimana produk itu digunakan. Dengan mengilustrasikan cara kerja dan menunjukkan produk dalam penggunaan actual, iklan dengan pendekatan pesan ini akan memberikan bukti konkret mengenai kinerja atau kegunaan produk. Iklan demonstrasi dirancang untuk menggambarkan keuntungan utama dari produk dengan menunjukkan penggunaan aktual dalam beberapa situasi secara langsung (Belch & Belch, 2015: 309-319).  

Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024
Iklan Sasa Tepung Bumbu #ApaSihYangGabisa/Sumber: Youtube Channel Sasa Melezatkan Diakses pada 5 Juni 2024

Selain pendekatan slice of life dan demonstration yang ada pada iklan Sasa #ApaSihYangGabisa, terdapat juga pendekatan humor. Dalam iklan Sasa detik 0.28 terdapat scene dimana dua karakter bertemu kembali, dimana scene tersebut memparody kan dari film kartun Jepang. Itu termasuk pendekatan pesan iklan humor dimana iklan tersebut menampilkan gaya yang lucu atau menghibur untuk menarik audiens. Humor dapat menjadi strategi yang berguna karena menarik perhatian dan mudah diingat.Penelitian terbaru, namun menemukan bahwa iklan lucu tidak menjual lebih baik daripada yang tidak lucu dan bahwa iklan lucu yang bekerja terbaik menyeimbangkan humor dengan informasi dan relevansi (Moriarty et al, 2015: 252).

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun