Makna Loss DolÂ
Loss dol, ndang lanjut lehmu Whatsapp-anÂ
Cek paket datane, yen entek tak tukokne....Â
Lagu ambyar karangan Denny Caknan ini terbilang sukses dalam menggaet hati para manusia ambyar se-Indonesia. Kata Loss Dol, yang bermakna "lanjut terus tanpa perlu banyak berpikir", menjadi salah satu diksi gaul yang digunakan anak muda. Kata Loss Dol juga bermakna keberanian dalam melakukan sesuatu, meskipun berisiko.Â
Dalam hidup, Loss Dol juga dapat menjadi suatu prinsip dalam menghadapi permasalahan. Begitu pun jika kita menengok pada sebuah kisah lika-liku proyek Formula E yang begitu mengedepankan prinsip ini. Mulai dari Loss Dol dalam menghadapi kontroversi yang tak henti-henti hingga masalah transparansi serta profitabilitas yang masih dipertanyakan. Pokokee, Loss Dolll!!Â
Berprinsip Loss Dol pada Kisah Proyek Formula EÂ
Proyek penyelenggaraan Formula E merupakan inovasi yang digadang-gadang oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai salah satu langkah Jakarta dan Indonesia agar lebih bersinar di kancah global.Â
Bersinar sih, saking bersinarnya hingga menjadi pusat pertanyaan khalayak atas keberlangsungan proyek yang telah tertunda dua tahun tersebut.Â
Bersinar pula beberapa kejanggalan yang telah ditemukan dalam audit BPK yang menyatakan jika Bapak Anies telah menginstruksikan pelaksanaan Formula E sebagai program prioritas daerah pada Juni 2022 pada Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021 padahal belum ada kejelasan terkait transparansi dan pelaksanaan dari Formula E itu sendiri. Kok bisa gitu? Satu prinsipnya, Loss DolllÂ
1. Loss Dol menghadapi Kontroversi KontroversiÂ
Formula E dimulai dari pengunguman dari Bapak Anies jika Jakarta akan menjadi tuan rumah Formula E di Monas yang mendapat larangan dari Sekretariat Negara (5 Februari 2020) melalui Setya Utama selaku Sekretaris Kemensetneg karena ditakutkan pelaksanaannya dapat merusak fasilitas Monas sebagai cagar budaya Indonesia.Â