kebijakan itu mungkin akan mengubah jalinan takdir di kehidupan kita.Â
Pernahkah terpikir oleh kita, bagaimana hidup kita secara sistematis di-"atur" oleh seperangkat tata aturan atau norma. Mulai dari mengatur hal yang paling kompleks seperti pajak, pidana, dsb, sampai hal yang paling sederhana seperti rambu lalu lintas di jalan. Lalu, tanpa disadari, seperangkat aturan atauSebagai contoh, kebijakan mengenai subsidi bahan bakar. Ketika pemerintah mengurangi atau bahkan menghapuskan subsidi, dampaknya tidak hanya pada harga bensin yang kita beli. Biaya transportasi naik, harga barang kebutuhan pokok ikut melonjak, dan pada akhirnya memengaruhi pola pengeluaran kita sehari-hari. Bisa jadi, keputusan untuk membeli rumah tertunda karena alokasi dana bergeser. Begitu pula dengan akses pendidikan atau kesehatan yang mungkin terganggu.Â
Atau mari kita lihat dari sisi kebijakan pendidikan. Perubahan kurikulum yang mungkin terlihat sederhana di atas kertas sebenarnya berdampak besar pada kehidupan generasi muda. Sebagaimana kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka perubahan kurikulum berarti perubahan tujuan negara dalam membentuk manusia-manusia unggul dalam aspek tertentu. Dimulai dari perubahan susunan mata pelajaran yang dipelajari hingga perubahan mata ujian yang diujikan dalam proses memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Maka sebagai orang yang mengalaminya, banyak aspek kehidupan yang berubah.
Pada dasarnya akar dari semua kebijakan ini adalah politik. Kebijakan lahir dari proses politik yang melibatkan lembaga eksekutif, legislatif, serta berbagai pihak dengan kepentingan yang beragam. Setiap aturan yang mengatur hidup kita, mulai dari peraturan lalu lintas hingga pajak progresif, tidak muncul begitu saja. Ia adalah hasil dari proses politik yang menentukan prioritas dan nilai-nilai yang ingin diwujudkan oleh sebuah negara.
Namun, politik lebih dari sekadar aturan atau kebijakan yang kita rasakan secara langsung. Ada pula dimensi yang lebih subtil, seperti bagaimana keputusan politik membentuk nilai-nilai sosial yang kita anut. Misalnya, sebuah undang-undang yang mendukung kesetaraan gender tidak hanya berdampak pada perempuan, tetapi juga pada cara masyarakat memandang peran laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Sebaliknya, kebijakan yang diskriminatif bisa memperkuat stereotip dan menghambat kemajuan sosialÂ
Bagaimana dengan kita sebagai individu? Meski terkadang politik terasa jauh dari kehidupan sehari-hari, sebenarnya kita adalah bagian dari sistem itu. Pilihan kita dalam pemilu, suara kita dalam diskusi publik, bahkan komentar sederhana di media sosial, semuanya memiliki andil dalam membentuk arah politik negara. Ketika kita apatis, kita menyerahkan kendali pada orang lain. Sebaliknya, ketika kita peduli, kita turut menentukan nasib kita sendiri dan generasi mendatang.Â
Politik adalah cerminan dari masyarakat. Ia merepresentasikan harapan, ketakutan, dan konflik yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, memahami bagaimana politik memengaruhi hidup kita adalah langkah awal untuk memastikan bahwa sistem yang ada benar-benar mencerminkan kepentingan bersama, bukan hanya segelintir pihak. Pada akhirnya, politik tidak hanya tentang mereka yang berada di kursi kekuasaan, tetapi juga tentang kita, yang hidup di bawah bayangannya setiap hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H