Kedua pengawalnya saling bertatapan dengan wajah ragu. Namun akhirnya mereka menundukan badan memberi hormat,
"Kami menerima titah Yang Mulia Pangeran" kata mereka serentak.
Kedua pengawal itu menganggukan kepala mereka dengan hormat pada Erick dan akhirnya berlalu pergi.
Erick mendekati Ivan,
"Kau 100% yakin kalau kau baik-baik saja?" tanyanya memastikan.
"Aku 1000% yakin kalau aku baik-baik saja" jawab Ivan tersenyum pada Erick. Ivan lalu menatap Aya yang masih gemetar ketakutan, "Biarkan saja dia pergi." katanya.
"Tapi, Bro, gadis itu tetap saja bersalah. Paling tidak ia harus minta maaf padamu" Erick menatap punggung Aya dengan jengkel, "Bukannya mencoba untuk melarikan diri."
"Tapi dia kan sudah bilang kalau dia tidak apa-apa, Senior. Buat  apa saya mesti minta maaf. Lagi pula salah saya apa?" protes Aya lemah.
Erick terlihat bertambah jengkel,
"Masih berani membantah lagi! Kesalahanmu adalah tidak mengerjakan tugasmu dengan benar. Sudah tahu kalau lorong ini adalah jalan umum. Bukannya cepat dibersihkan, tapi kau malah membiarkannya digenangi air sabun. Itu kesalahanmu!" kata Erick.
"Tapi kan saya sedang membersihkannya, Senior. Lagi pula dari tadi sudah banyak murid lain yang lewat di tempat ini. Tapi tidak satupun dari mereka ada yang jatuh. Salah sendiri jalan tidak pakai mata." Aya menunjuk ke depan pintu kelasnya, "Di sanakan ada papan segede gajah bertuliskan 'Be careful! Wet floor!' Apa Pangeran Ivan tidak bisa baca?!" bantah Aya lagi yang sama sekali merasa tidak bersalah.